Skip to main content

Posts

Showing posts with the label mahasiswa

Hello from Manchester !

Assalamualaikum , Hola Blog! So today, I am writing from a comfortable yet quite cold room in George Kenyon Hall, Manchester, England. hehe so excited! Dan yes, kali ini aku akan cerita bagaimana akhirnya aku bisa sampai ke sini.  Jadii sejak dulu, kalau gak salah 3 SMP atau 1 SMA, tahun 2008/2009, aku baca buku Laskar Pelangi dan Sang Pemimpi - Andrea Hirata, takjub ngeliat Ikal dan Arai bisa sampai ke Sorbonne, Prancis padahal mereka berasal dari keluarga yang tidak mampu dan dari pedalaman Belitong. Aku yang saat itu juga sedang berjuang sekolah dengan keadaan finansial pas pasan (well, aku bukan dari keluarga yang tidak mampu sama sekali, tapi juga bukan dari golongan menengah keatas dan ayahku berjuang hari ke hari untuk bisa menyekolahkan aku, kakak, dan adikku karena ayah bukanlah seorang pegawai tetap kantoran seperti bapak bapak pada umumnya. so we lived day by day), seperti mendapat pecutan motivasi untuk terus belajar dan tidak berhenti belajar. Dari buku-buku yang menur...

DTE 2011 5th Anniversary :")

teruntuk : DTE 2011. Hai fams! Apakabar? Gue mau ngeblog, nostalgia, agak menye sedikit gapapa yah? mehehe. *ini akan sangat panjang kayaknya maafkan* Gue masih inget betapa miripnya muka kalian semua waktu kita pertama kali bertemu dan berkenalan. Gue juga masih inget setiap pagi kita kumpul di portal sambil ngerjain tugas, ngobrol sana sini, kenalan sana sini, tukeran kartu nama, dan berusaha menjadi satu gerombolan yang punya visi misi yang sama. Dan gue paling inget kartu namanya Antoni Xu, dan jadi paling hafal sama Antoni karena ada fotonya. Gue masih inget betapa susahnya kita buat (akhirnya) bisa foto satu angkatan seperti yang terlihat di gambar ini. Gue inget betapa banyak drama yang angkatan kita alami. Mulai dari jaman madk, ngerjain tugas sampe duduk di jalanan depan basecamp, dengerin ceritanya Hoo kevin tentang nyelamatin cewek pas ada kebakaran di singapur, sampai patungan buat beliin Damara tiket buat ke jakarta, dan harus rela dibilang ...

Karunika Diwyacitta – yang terbaik dari yang baik.

Akhirnya, gue punya waktu untuk mengetikkan cerita mengenai sahabat terbaik dan ter-pipi-chubby yang gue punya selama waktu kuliah gue. Yap, kalau soal pipi, semua pasti bisa menebak, dia adalah Karunika Diwyacitta alias Tita. She’s my favorite best friend in college so far (iyuh,  before you got more sick, please prepare a plastic bag because this will be a very long story) Tita adalah teman dekat pertama gue selama kuliah. Waktu gue tahun pertama, Tita adalah orang pertama yang menginap di kosan gue dan menjadi roommate dadakan gue karena tuntutan madk waktu itu. Gue masih inget gimana kita naik motor sambil bawa barang barangnya (beserta kasur lipatnya) di gang sempit kutek sampe oleng oleng gajelas. Dia, sejak hari pertama madk, sepertinya resmi menjadi teman dekat gue. Dia waktu itu selalu bangunin gue setiap subuh, bikinin roti isi, dan lari lari bareng gue ke portal biar gak telat. Dan dia juga jadi teman pertama gue diomelin sama ibu kosan gue yang galak setiap kali pu...

Ina Gustiana | H-10 Wisuda

ceritanya buat nyemangatin ina sidang skripsi.  "Friends do not count every steps they took together, they just know that the steps make them stronger and bigger."   Hari ini gue pengen bercerita tentang teman, eh bukan cuma teman, sahabat, bahkan saudara perempuan yang gue punya semasa kuliah gue sambil menghitung hari menuju wisudaan s1 kita . Namanya Ina Gustiana, biasa dipanggil Ina. Waktu itu gue pernah nulis tentang dia disini . Sekarang, gue mau bercerita tentang semuanya, yang gue ingat dan bisa gue ceritakan tentang dia disini. Spesial ditulis disini sebelum gue lupa, menjelang hari hari wisuda kami, dan sekaligus buat hadiah ulang tahun Ina yang tanggal 9 Agustus kemaren udah resmi berumur 22 tahun.  Pertama kali kenalan sama Ina adalah lewat Facebook. Gue nyapa Ina duluan buat cari teman sebelum mulai ikut ikutan acara ppam waktu itu. Guelupa persisnya gimana chat kita waktu itu, tapi yang gue inget, Ina bales chat gue dengan jutek dan s...

SIBHUARE

[better playing best friend by jason mraz on your earphone] Setelah grup whatsapp yang berjudul 'Grup Aslab Beneran' bunyi bunyi terus dari tadi siang, gue pun akhirnya benar benar membuka blog gue. Dan kemudian, gue baru mikir sendiri, oiya gue sepertinya belum pernah nulis tentang kegiatan gue dan semua kegilaan yang gue lakukan di Lab, bersama orang orang di dalam grup whatsapp yang satu itu. Baiklah, demi untuk menghargai pembaca blog gue, yang mungkin juga adalah orang orang di dalam grup whatsap tersebut, gue malam ini akan spesial menceritakan tentang rumah kedua plus keluarga gue yang lain, selama tahun terakhir kuliah, Laboratorium Telekomunikasi DTE FTUI.  Gue gabung jadi asisten Lab Telkom itu di akhir semester empat, dimana gue lagi keren kerennya jadi ketua ikatan mahasiswa elektro saat itu (maaf narsis dikit). Lebih tepatnya, gue, entah kenapa sampai sekarang juga gue gak tahu, akhirnya bisa diterima jadi salah satu asisten Lab Telkom DTE, yang saat itu m...

myb.

Hai badan besar, apa kabar semua candamu hari ini ?Sebentar, Aku ingin menjadi sosok romantis bagi kamu malam ini. Jangan tertawa atau bergurau, sejenak saja diam dan bacalah perlahan.  Kamu, adalah punggawa biru muda yang kutahu selalu resah hatimu kala itu. Ku tau kamu dan semua tawamu hanyalah pelindung hati gelisahmu. Keberadaan kamu di semuanya sejak dulu, adalah perisai bagi rapuhnya kita yang katanya satu jaya. Sejak hari hari itu aku tahu, bahwa ada yang berbeda padamu, dan kuyakini kamu yang terbaik saat itu.  Kamu ragu pada harapan yang kutangguhkan padamu. Kamu cemas pada mimpi dan kegelisahan yang kubagikan padamu hari itu. Aku percaya saat itu, kamu hanyalah seorang badut dalam panggung sandiwara, nyatanya kamu adalah pemimpin dalam gerak yang kuinginkan terjadi. Maka jabat tangan dan kepercayaan menjadi pijakan bagi mimpi yang coba kita bangun hari itu. Hari dimana aku meyakini bahwa kamu, dan semua leluconmu adalah harapanku.  Aku tahu semenjak...

ypt.

 Untuk seorang lelaki, yang kukenal keberaniannya sejak ribuan hari lalu lihai ia berkata dalam sebuah ujar yang logis mengalahkan kami yang waktu itu hanyalah pengharap asa tak tergapai dia berdiri dihadapan semua orang, lantang, terkenang saat itu dia berada satu jejak di depanku entah sejak matahari keberapa dia berdiri di sampingku perlahan aku berlalu dan dia mengikuti padanya kuserahkan tangan dan kakiku untuk menggapai mimpi yang belum sempat kami sentuh padanya aku meletakkan sebagian asaku, berharap lelaki yang kan melunaskannya untukku aku tak mengerti taktik strategi ataupun licik aku hanya seorang ambisius bersemangat tak berakal, hari hari itu dialah akalku setelah malam kesekian dia tetap berjalan di belakangku, perlahan mengisi malam malamku dengan ujaran ringan tak bertuan mengisi siang dengan ribuan gurauan tak beralasan mengisi hariku dengan tingkahnya yang kadang tak kumengerti setelah fajar berganti senja, untuk kesekian kalinya, dia masih b...