Skip to main content

Great People Scholarship Program Telkom 2019 -

 --continued from previous post--

Oke jadi dimulailah tahap seleksi beasiswa GPSP dari perusahanku Telkom Indonesia. Hal pertama yang bikin aku cukup gak pede dan stres adalah waktu persiapan yang super sempit. Jadi, dari tanggal rilis nota dinasnya, aku harus menyiapkan proposal studi yang akan disubmit dan dibawa dalam waktu kruang lebih 4 hari apa 3 hari yah lupa. Jadi aku inget weekend itu aku bener bener scroll2 jurusan kampus dan bikin proposal study selama dua hari Sabtu-Minggu. Hari Seninnya, aku harus berangkat ke Bandung untuk tes. Dan aku berangkat ke Bandung bareng sama bebeb Pome sahabatcuuu

Step pertama : Bikin proposal Studi 

Selama nyusun proposal studi aku agak terburu buru dan gatau mau nulis apa. Ini mirip mirip dengan motivation letter atau personal statement kalau kita mau apply beasiswa atau apply kampus di luar Negeri untuk S2. Bedanya di seleksi Telkom ini dia minta dua halaman dan harus menjelaskan manfaatnya buat Telkom itu apa ketika kita sudah balik dari sekolah ini. Dan uniknya, di batch aku ini, program GPSP nya mewajibkan penerimanya lanjut S2 nya di Luar Negeri. Pilihan kampusnya adalah 50 kampus terbaik dunia. Untuk jurusan, dibebaskan asal kita bisa menjelaskan aja kenapa pilih jurusan itu. Mirip mirip dengan syarat bikin proposal studi atau personal statement LPDP juga karena kalau gak salah Telkom saat itu pairing dengan LPDP katanya untuk program GPSP ini. 


Nah setelah susah banget bolak balik halaman website kampus, ngecek2 jurusan dan mikir mau bikin apa buat telkom setelah ini dsb dsb dsb. Akhirnya aku memutuskan untuk menuliskan Master of Management University of Manchester di proposal studiku. Ini paling mudah buat aku untuk jelasin dan paling masuk di standarku untuk lanjut S2, jadi aku pertimbangin kampus dan kota yang aku pengen, jurusan yang menarik dan ilmu baru buat aku, relate dengan pekerjaan ku di Telkom sekarang, dan apa yang bisa aku lakukan di Telkom nanti kedepannya. Oya, sama bahas juga mau bikin tesis tentang apa dan balik kerja di Telkom mau ngapain. Untuk bikin proposal studi ini aku banyak kebantu sama kak Caca dan Kak Rika yang ngasih contoh proposal mereka tahun lalu pas GPSP. 

Step Kedua : Psikotes, tes bahasa inggris, tes kemampuan akademik

Jadi, tes selanjutnya tuh hari Selasa besoknya. Senin siang aku sama Pome jalan ke bandung naik kereta api tututut. Selasa paginya kita dikumpulin buat isi biodata, ngumpulin proposal studi, dan menjalankan serangkaian tes tertulis. Tesnya mirip-mirip kayak waktu tes masuk Telkom. Psikotes , bahasa Inggris, dan tes kemampuan akademik sedikit (eh apa engga ya agak lupa).

Step Ketiga : Wawancara dan Tes Kesehatan

Setelah beres tes itu, kita dibagi ke beberapa jadwal untuk wawancara dan tes kesehatan. Kebetulan waktu itu aku dapat tes kesehatannya di yakes Percetakan Negara hari Kamis dan tes wawancaranya hari Jumat di Bandung. Jadilah hari itu aku pulang dulu ke rumah wk. 

Tes Kesehatan isinya sama kayak tes kesehatan pas mau masuk telkom. Sarannya sih datang sepagi mungkin aja biar kebagian antrian duluan dan gak nunggu lama. Nah aku sekitar jam 1an udah beres dan kemudian langsung prepare lagi buat berangkat lagi ke Bandung malamnya. Nah kali ini aku berangkat ditemenin Ibuku wkwkwk. Ibu pengen ikut sekalian jalan jalan dan support aku langsung, sweet banget ya kan. Berkat doa ibu juga sih ini. 

Sampai di Bandung, aku semalaman baca ulang proposal studiku. Mantepin jawaban jawaban yang sekirannya akan ditanya dan latihan lagi ngomong bahasa inggris karena aku udah lama banget gak ngomong english. 

Dan it is the day! Jadi infonya, penguji wawancara nya adalah orang-orang yang sama dengan yang menguji beasiswa LPDP gaes. Aku kebagian diwawancara sama perempuan yang cukup tajam pertanyaan dan tatapan matanya huhuh. Waktu itu aku ngerasa terintimidasi banget, dan yes full english. Dia terus nanya berulang, kenapa mau ke Inggris, kenapa harus Inggris, kenapa kenapa kenapa ?

Dan pertanyaan yang cukup berat lagi adalah, dia tanya aku soal apakah aku kuat menghadapi diskriminasi di negara Eropa. Karena aku muslim, berjilbab, dan minoritas. Tapi aku coba jawab dengan ngasih contoh pengalaman yang pernah aku punya, soal diskriminasi. Tapi wawancara 30 menitan itu benar-benar bikin aku hopeless. Fix, gak lolos kayaknya ini mah dalam hati aku waktu itu. 
Dan yes, itu tahapan terakhir. 

Step terakhir : pengumuman!

Jadi setelah rangkaian tes kurang lebih seminggu itu, kita pun akhirnya disuruh nunggu aja sampai hasilnya keluar. Pengumumannya kalau gak salah sebulan setelah itu apa gak sampe yah , aku lupa......
Yang jelas aku inget waktu itu lagi di STO, nunggu apel dimulai bareng Ticy. Dan tertiba dapat kabar kalau pengumuman udah keluar dan aku lulus. terus aku cek nota dinas nya dan ALHAMDULILLAH WA SYUKURILAH LULUS!

Gabisa ngegambarin rasa bahagianya hari itu luar biasa. Aku gak percaya bisa lulus jadi satu dari 13 orang yang lulus saat itu. Masya Allah. Teriak sekenceng2nya di STO dan langsung pelukan ke Ticy haahha.Alhamdulillah So happy ! Dan saat itu aku merasa Allah sedang menjawab doa ku selama ini, satu persatu perlahan tapi pasti. Dan aku percaya Insya Allah akan ada jalan buat mencapai mimpiku.

Gak pernah nyangka akan mendapatkan nikmat luar biasa di tahun 2019 yaitu dapat scholarship untuk lanjut S2 ke Luar Negeri, seperti mimpi-mimpiku selama ini, seperti doa doaku selama ini, dan satu kunci awal sudah dipegang, meskipun ternyata setelah lolos beasiswa GPSP ini, ada begitu banyak tantangan lainnya, im sure it will be okay . Ku yakin pasti bisa, waktu itu..

--to be continued 

Manchester, 4 Oktober 2020
Aisyah


Comments

  1. Dari penyediaan informasi hingga fasilitasi kolaborasi, fungsi website kampus memiliki peran yang tak tergantikan dalam membentuk dunia pendidikan yang lebih terhubung dan inklusif.

    Melalui kemudahan akses, interaksi yang ditingkatkan, promosi program, dan pemberian informasi yang akurat, manfaat website kampus membantu membuka pintu menuju pendidikan abad 21 yang inovatif dan inklusif.

    Untuk memastikan pengalaman online yang optimal bagi para pengunjungnya, terdapat beberapa elemen penting website kampus yang perlu diperhatikan.

    ReplyDelete
  2. Great and that i have a tremendous supply: Where To Start House Remodeling house renovation experts

    ReplyDelete

Post a Comment

speak out time

Popular posts from this blog

Sebuah Pilihan.

“Berbahagia dan berusaha bahagiakan orang lain.” Motto hidup sederhana inilah yang membuat saya berani mendaftarkan diri ke IME 2012. Sederhana saja. Awalnya, saya hanya ingin mencari kebahagiaan saya sendiri dengan berorganisasi, mencari banyak pengalaman serta teman, dan membahagiakan orang lain (teman-teman sesama mahasiswa) dengan ikut IME sebagai organisasi yang mewadahi kegiatan mereka semua. Tapi mengapa saya memilih membahagiakan orang lain melalui bidang PSDM?  Kata orang kebanyakan, PSDM adalah bidangnya orang-orang yang mau berpikir dan mau susah-susah untuk mengurusi orang lain. Dan saya juga tidak dapat memungkiri itu karena bidang inilah yang mau repot-repot mengurusi dan membimbing saya dan 117 teman saya saat masa bimbingan dulu. Ah kerajinan sekali, begitu pikir saya dulu.    Tapi saat masa adaptasi dunia kampus dulu, saya dibuat semakin menyadari bahwa mahasiswa adalah segerombolan manusia yang punya banyak kelebihan di dalam dirinya yang bisa membaw

Aku cinta padamu, Indonesia

Indonesia, sebuah negeri dengan segala keelokan dan pesona. Negeri di tenggara Asia   yang patut dipertanyakan: seberapa besar cinta rakyatnya kepadanya? Aku mungkin hanyalah seorang biasa, tapi aku akan mencoba menggambarkan seberapa besar cintaku kepada negeri ini melalui rangkaian kata sederhana ini. Atau mungkin, aku akan mencoba membuat kalian tahu bagaimana caraku mencintai negeri ini, mencintai baik dan buruknya. Aku terlahir di negeri ini. Aku tumbuh dan menghirup udara di negeri ini, begitu juga sekitar dua ratus juta penduduk Indonesia yang lain. Ketika aku lahir, Indonesia masih dipimpin seorang “Bapak Pembangunan” yang katanya memberikan banyak perubahan dan kemajuan, tapi juga banyak meninggalkan hutang bagi Indonesia. Tapi aku tak peduli, aku mulai merasakan cinta pada negeri ini mulai tumbuh sejak hari pertama aku melihat dunia. Inilah negeriku, tempat hidungku menghirup udara pertamanya atau tempat tangisku pertama kali pecah. Dan aku mencintainya, dengan tertah