Skip to main content

lebaran : mau dibawa kemana?

tahun ini Indonesia, ya negara gue, lagi lagi mengalami dilema dalam memutuskan hari lebaran, tanggal 1 syawal.

di kalender udah ditetapin kalau hari ini , tanggal 1 syawal. akan tetapi, pemerintah negeri ini yang budiman, baru mengadakan rapat tadi malem buat mutusin lebarannya kapan. katanya hilal nya belum keliatan dan sebagainya.
jadilah semalem umat islam di Indonesia dibikin galau sama pemerintah.

ibu ibu yang udah pada masak opor ketupat sayur pada bimbang sama masakannya. kalu buat besok mah udah ga enak lagi. tetanga tetangga gue juga udah pada nuker nukerin opor  kerumah. masjid deket rumah gue juga jadi galau mau takbiran atau mau tarawehan.anak anak deet rumah gue bingung mau mukulin bedug atau engga.

kalau muhammadiyah tetep mau lebarannya hari ini. kalau NU gamau lebaran hari ini.
haa jadilah perbedaan gini. tiap tahun emang sering terjadi yang kayak gini, heran deh kenapa.
dan pemerintah mutusin besok lebarannya,
tapi karena udah terlanjur masak kemaren, ibu ibu jadi menggerutu sana sini.

banyak keluarga yang bimbang dan bingung.
termasuk keluarga gue.
tapi, ayah gue yakin bahwa lebarannya hari ini karena ngikutin hisab .
jadilah kami sekeluarga lebaran hari ini.

haaah galau banget sih negara ini, mau lebaran aja beda beda.
galau sana sini
padahal harusnya pas lebaran kita bisa maaf maafan dan silaturahmi ,
cuma karena lebarannya beda beda jadi silaturahmi dan maaf maafan nya jadi gajelas.

yaah udahlah ya emang gini kali ya ciri khasnya Indonesia, negara gue -__-"

Comments

Popular posts from this blog

Sebuah Pilihan.

“Berbahagia dan berusaha bahagiakan orang lain.” Motto hidup sederhana inilah yang membuat saya berani mendaftarkan diri ke IME 2012. Sederhana saja. Awalnya, saya hanya ingin mencari kebahagiaan saya sendiri dengan berorganisasi, mencari banyak pengalaman serta teman, dan membahagiakan orang lain (teman-teman sesama mahasiswa) dengan ikut IME sebagai organisasi yang mewadahi kegiatan mereka semua. Tapi mengapa saya memilih membahagiakan orang lain melalui bidang PSDM?  Kata orang kebanyakan, PSDM adalah bidangnya orang-orang yang mau berpikir dan mau susah-susah untuk mengurusi orang lain. Dan saya juga tidak dapat memungkiri itu karena bidang inilah yang mau repot-repot mengurusi dan membimbing saya dan 117 teman saya saat masa bimbingan dulu. Ah kerajinan sekali, begitu pikir saya dulu.    Tapi saat masa adaptasi dunia kampus dulu, saya dibuat semakin menyadari bahwa mahasiswa adalah segerombolan manusia yang punya banyak kelebihan di dalam dirinya yang bisa membaw

Great People Scholarship Program Telkom 2019 -

 --continued from previous post-- Oke jadi dimulailah tahap seleksi beasiswa GPSP dari perusahanku Telkom Indonesia. Hal pertama yang bikin aku cukup gak pede dan stres adalah waktu persiapan yang super sempit. Jadi, dari tanggal rilis nota dinasnya, aku harus menyiapkan proposal studi yang akan disubmit dan dibawa dalam waktu kruang lebih 4 hari apa 3 hari yah lupa. Jadi aku inget weekend itu aku bener bener scroll2 jurusan kampus dan bikin proposal study selama dua hari Sabtu-Minggu. Hari Seninnya, aku harus berangkat ke Bandung untuk tes. Dan aku berangkat ke Bandung bareng sama bebeb Pome sahabatcuuu Step pertama : Bikin proposal Studi  Selama nyusun proposal studi aku agak terburu buru dan gatau mau nulis apa. Ini mirip mirip dengan motivation letter atau personal statement kalau kita mau apply beasiswa atau apply kampus di luar Negeri untuk S2. Bedanya di seleksi Telkom ini dia minta dua halaman dan harus menjelaskan manfaatnya buat Telkom itu apa ketika kita sudah balik dari sek

Aku cinta padamu, Indonesia

Indonesia, sebuah negeri dengan segala keelokan dan pesona. Negeri di tenggara Asia   yang patut dipertanyakan: seberapa besar cinta rakyatnya kepadanya? Aku mungkin hanyalah seorang biasa, tapi aku akan mencoba menggambarkan seberapa besar cintaku kepada negeri ini melalui rangkaian kata sederhana ini. Atau mungkin, aku akan mencoba membuat kalian tahu bagaimana caraku mencintai negeri ini, mencintai baik dan buruknya. Aku terlahir di negeri ini. Aku tumbuh dan menghirup udara di negeri ini, begitu juga sekitar dua ratus juta penduduk Indonesia yang lain. Ketika aku lahir, Indonesia masih dipimpin seorang “Bapak Pembangunan” yang katanya memberikan banyak perubahan dan kemajuan, tapi juga banyak meninggalkan hutang bagi Indonesia. Tapi aku tak peduli, aku mulai merasakan cinta pada negeri ini mulai tumbuh sejak hari pertama aku melihat dunia. Inilah negeriku, tempat hidungku menghirup udara pertamanya atau tempat tangisku pertama kali pecah. Dan aku mencintainya, dengan tertah