Skip to main content

antara fisika dan cinta

Dalam selang waktu mendekati nol,
Ku rasakan percepatan di detak jantungku,
dan gelombang itu perlahan merambat di urat nadiku,
dengan frekuensi yang besar.

Aih, bayangan wajahmu telah menembus fokus lensa mataku,
Membentuk sebuah bayangan maya yang luar biasa indah

Gelombang bunyi dari mulutmu telah membuat resonansi
pada gendang telingaku,
getaran harmonik dawai yang indah pun,
kalah oleh suara indahmu.

Senyum manismu adalah energi bagi diriku,
Dan tawa riangmu adalah sumber tegangan bagi rangkaian hariku.

Sungguh, aku ingin membeli kapasitor untuk menyimpan energy darimu,
Dan aku ingin membeli anemometer
untuk mengejar langkahmu yang secepat angin.

Kau telah membuatku tenggelam dalam fluida cinta yang pekat,
dan massa jenisku terlalu berat untuk membuatku meninggalkanmu.

Dan ketika ada sebuah momentum ,
dimana aku jatuh dan tidak lenting sama sekali,
aku harap kau kan menjadi gaya angkat yang mendorongku ke langit,
dan merasakan terbang seperti pesawat.

Aku berharap, aku adalah kutub utara,
Dan kau adalah kutub selatan,
Yang meskipun kita selalu berlawanan dan terletak sangat jauh,
Kita akan selalu tarik menarik satu sama lain.

Percayalah, meski banyak resistor yang menghambat,
Arus cintaku akan terus saja mengalir,
Bahkan meski saklar hatimu tertutup untukku.

Maaf, aku mungkin bukanlah Archimedes, Faraday, atau Einstein , bagimu.
Tapi sungguh, kau telah dan akan selalu menjadi gaya gravitasiku,
Yang tanpa kau, aku tak akan sanggup berdiri di muka bumi ini.




_ 29 maret 2011, di tengah suntuk belajar fisika_

Comments

Post a Comment

speak out time

Popular posts from this blog

Sebuah Pilihan.

“Berbahagia dan berusaha bahagiakan orang lain.” Motto hidup sederhana inilah yang membuat saya berani mendaftarkan diri ke IME 2012. Sederhana saja. Awalnya, saya hanya ingin mencari kebahagiaan saya sendiri dengan berorganisasi, mencari banyak pengalaman serta teman, dan membahagiakan orang lain (teman-teman sesama mahasiswa) dengan ikut IME sebagai organisasi yang mewadahi kegiatan mereka semua. Tapi mengapa saya memilih membahagiakan orang lain melalui bidang PSDM?  Kata orang kebanyakan, PSDM adalah bidangnya orang-orang yang mau berpikir dan mau susah-susah untuk mengurusi orang lain. Dan saya juga tidak dapat memungkiri itu karena bidang inilah yang mau repot-repot mengurusi dan membimbing saya dan 117 teman saya saat masa bimbingan dulu. Ah kerajinan sekali, begitu pikir saya dulu.    Tapi saat masa adaptasi dunia kampus dulu, saya dibuat semakin menyadari bahwa mahasiswa adalah segerombolan manusia yang punya banyak kelebihan di dalam dirinya ya...

Great People Scholarship Program Telkom 2019 -

 --continued from previous post-- Oke jadi dimulailah tahap seleksi beasiswa GPSP dari perusahanku Telkom Indonesia. Hal pertama yang bikin aku cukup gak pede dan stres adalah waktu persiapan yang super sempit. Jadi, dari tanggal rilis nota dinasnya, aku harus menyiapkan proposal studi yang akan disubmit dan dibawa dalam waktu kruang lebih 4 hari apa 3 hari yah lupa. Jadi aku inget weekend itu aku bener bener scroll2 jurusan kampus dan bikin proposal study selama dua hari Sabtu-Minggu. Hari Seninnya, aku harus berangkat ke Bandung untuk tes. Dan aku berangkat ke Bandung bareng sama bebeb Pome sahabatcuuu Step pertama : Bikin proposal Studi  Selama nyusun proposal studi aku agak terburu buru dan gatau mau nulis apa. Ini mirip mirip dengan motivation letter atau personal statement kalau kita mau apply beasiswa atau apply kampus di luar Negeri untuk S2. Bedanya di seleksi Telkom ini dia minta dua halaman dan harus menjelaskan manfaatnya buat Telkom itu apa ketika kita sudah balik...

Aku cinta padamu, Indonesia

Indonesia, sebuah negeri dengan segala keelokan dan pesona. Negeri di tenggara Asia   yang patut dipertanyakan: seberapa besar cinta rakyatnya kepadanya? Aku mungkin hanyalah seorang biasa, tapi aku akan mencoba menggambarkan seberapa besar cintaku kepada negeri ini melalui rangkaian kata sederhana ini. Atau mungkin, aku akan mencoba membuat kalian tahu bagaimana caraku mencintai negeri ini, mencintai baik dan buruknya. Aku terlahir di negeri ini. Aku tumbuh dan menghirup udara di negeri ini, begitu juga sekitar dua ratus juta penduduk Indonesia yang lain. Ketika aku lahir, Indonesia masih dipimpin seorang “Bapak Pembangunan” yang katanya memberikan banyak perubahan dan kemajuan, tapi juga banyak meninggalkan hutang bagi Indonesia. Tapi aku tak peduli, aku mulai merasakan cinta pada negeri ini mulai tumbuh sejak hari pertama aku melihat dunia. Inilah negeriku, tempat hidungku menghirup udara pertamanya atau tempat tangisku pertama kali pecah. Dan aku mencintainya, dengan te...