Skip to main content

Posts

Showing posts from August, 2016

DTE 2011 5th Anniversary :")

teruntuk : DTE 2011. Hai fams! Apakabar? Gue mau ngeblog, nostalgia, agak menye sedikit gapapa yah? mehehe. *ini akan sangat panjang kayaknya maafkan* Gue masih inget betapa miripnya muka kalian semua waktu kita pertama kali bertemu dan berkenalan. Gue juga masih inget setiap pagi kita kumpul di portal sambil ngerjain tugas, ngobrol sana sini, kenalan sana sini, tukeran kartu nama, dan berusaha menjadi satu gerombolan yang punya visi misi yang sama. Dan gue paling inget kartu namanya Antoni Xu, dan jadi paling hafal sama Antoni karena ada fotonya. Gue masih inget betapa susahnya kita buat (akhirnya) bisa foto satu angkatan seperti yang terlihat di gambar ini. Gue inget betapa banyak drama yang angkatan kita alami. Mulai dari jaman madk, ngerjain tugas sampe duduk di jalanan depan basecamp, dengerin ceritanya Hoo kevin tentang nyelamatin cewek pas ada kebakaran di singapur, sampai patungan buat beliin Damara tiket buat ke jakarta, dan harus rela dibilang "
Kadang kita merasa bahwa dunia bersekongkol untuk melawan kita, menjatuhkan kita diatas lumpur yang basah, dan menghujani kita dengan kerikil batu yang sakit mengenai badan, menyeret kita ke dalam arus deras kesedihan, dan kita tidak bisa melawan. Merasa menjadi makhluk paling menderita diatas muka bumi ini. murka, dan ingin sekali mengumpat pada setiap orang yang lewat. Tapi sepertinya kita sedang lupa, bahwa saat itu dunia sedang bekerja sama untuk membuat diri kita lebih kuat lagi. Mereka sedang berjibaku untuk menghasilkan kita yang lebih tangguh dan lebih sabar. Dan ketika kita mengutuki keadaan kita, sesungguhnya langit hari itu bahkan menangis karena tidak berhasil mengajarkan kita tentang cara bersyukur.   kadang kita merasa bahwa kita adalah orang paling tidak berguna di dalam satu lingkungan. Kadang kita terlalu cepat melompat pada kesimpulan dan kemudian menyerah. Ingin berhenti dan hengkang dari peradaban. Ingin menyendiri dan menangis saja. Tapi pada saat itulah sesun

sajak ah sudahlah?

adakah aku pujangga yang hilang, yang menjatuh karena papan seluncur yang terlalu licin, yang mengeluhkan langit-langit kamar yang terlalu pendek, lalu tuliskan kata ah sudahlah perlukan aksara menghampirkan darahnya pada nadiku seperti kau mendobrak masuk rasaku memaksa kemudian meninggalkan aku terhenti pada rindu yang tak bertemu akhirnya lalu tuliskan kata ah sudahlah apa aku kah penyair sore itu, yang berlari berteriak sajak mencipta bebatuan menjadi rima lagu dan rerumputan menjadi notasi intonasi seperti dulu sat kau mengikuti langkahku adakah kau masih seperti itu? sepertikah aku masih akan seperti itu? lalu tuliskan kata ah sudahlah dingin, 14 agustus 2016 Aisyah.