Skip to main content

Sebuah Pilihan.

“Berbahagia dan berusaha bahagiakan orang lain.”

Motto hidup sederhana inilah yang membuat saya berani mendaftarkan diri ke IME 2012. Sederhana saja. Awalnya, saya hanya ingin mencari kebahagiaan saya sendiri dengan berorganisasi, mencari banyak pengalaman serta teman, dan membahagiakan orang lain (teman-teman sesama mahasiswa) dengan ikut IME sebagai organisasi yang mewadahi kegiatan mereka semua. Tapi mengapa saya memilih membahagiakan orang lain melalui bidang PSDM? 

Kata orang kebanyakan, PSDM adalah bidangnya orang-orang yang mau berpikir dan mau susah-susah untuk mengurusi orang lain. Dan saya juga tidak dapat memungkiri itu karena bidang inilah yang mau repot-repot mengurusi dan membimbing saya dan 117 teman saya saat masa bimbingan dulu. Ah kerajinan sekali, begitu pikir saya dulu.   

Tapi saat masa adaptasi dunia kampus dulu, saya dibuat semakin menyadari bahwa mahasiswa adalah segerombolan manusia yang punya banyak kelebihan di dalam dirinya yang bisa membawa perubahan bagi bangsa ini. Mahasiswa adalah tonggak perubahan yang akan memajukan negeri ini, membahagiakan jutaan jiwa penduduk Indonesia. Karena itulah, menurut saya, mengembangkan mahasiswa, mulai dari lingkup yang terkecil, adalah langkah awal untuk membantu memperbaiki negeri ini, menolong bangsa ini. Doktrin-doktrin tentang kemahasiswaan di masa PPAM rupanya telah berhasil mempengaruhi pikiran saya. Dan baru saya sadar, mengapa orang-orang di PSDM ini mau repot-repot mengurusi dan mendoktrin kami (mahasiswa baru) kala itu. Ternyata, kalau mau dipikir-pikir, alasannya sungguh mulia : agar bisa memberikan doktrin yang baik pada mahasiswa baru agar berguna bagi bangsa dan Negara kedepannya. Hal inilah yang membuat saya pada akhirnya memutuskan untuk nyemplung di bidang ini, PSDM.

Sekarang saya bagian dari PSDM IME, lalu apa yang harus saya lakukan? 

Yang pertama, sesuai dengan motto hidup sederhana tadi, saya harus berbahagia. Pada kenyataannya, ya saya bahagia. Saya mengenal banyak orang baru dan banyak mendapatkan pelajaran baru. Banyak wawasan dan informasi yang saya dapat karena bergabung disini. Lalu apa saya hanya puas dengan kebahagiaan untuk diri saya sendiri ini? Tentu tidak. Saya harus membahagiakan orang lain, baru saya bisa benar-benar merasa bahagia. Pertanyaannya, apakah saya sudah siap untuk membantu orang lain menemukan kebahagiaannya?

Jawabannya, saya harus siap. Saya telah memutuskan untuk nyemplung kesini, dan  itu berarti saya sudah siap untuk basah kuyup. Jadi, saya akan membantu teman-teman saya (mahasiswa DTE UI) untuk menemukan kebahagiaannya. Saya harap dengan menjadi PSDM IME 2012, saya bisa memfasilitasi mereka untuk menjalin interaksi satu sama lain, bisa peduli dan mau mengejar mimpinya, mengembangkan wawasan berpikirnya, menentukan arah masa depannya, memaksimalkan aktualisasi dirinya, dan siap menghadapi kehidupannya sebagai seorang sarjana teknik yang berguna bagi bangsa dan Negara nantinya.  Sehingga kelak, mereka akan menjadi orang-orang yang membawa perubahan besar bagi bangsa ini. Ah semoga saja. Bila ini semua terjadi, maka saya akan menjadi orang yang paling bahagia mungkin.

Dalam pelaksanaan semua mimpi dan harapan saya ini, tentu tidak akan semudah jari saya mengetik di atas keyboard ini, akan ada banyak cobaan dan rintangan untuk menjalankan niat mulia ini. Akan ada kejenuhan dan ego yang bergerumul di diri saya suatu saat nanti. Itu pasti. Tapi apa daya, baju sudah terlanjur basah, saya tidak mungkin mundur dan melepas tanggungjawab yang saya pilih sendiri ini. Saya yakin tidak ada yang tidak mungkin di dunia ini, apalagi tujuannya semua untuk kebahagiaan banyak orang. Lagipula, saya punya begitu banyak teman yang punya satu tujuan dan mau bahu membahu untuk mewujudkan semua harapan ini (re: pengurus IME 2012). Jadi, saya tidak akan menyerah, setidaknya, tidak hari ini.

Saya mungkin bukanlah seorang mahasiswa yang cerdas dalam akademis seperti kak Saripudin, bukan juga seorang ketua IME yang kritis seperti kak Ryan, bukan juga seorang yang jago olahraga seperti kak Rinaldi, bukan juga seorang yang aktif organisasi ilmiah seperti kak Reinhard, bukan juga yang eksis satu teknik seperti kak Iswara, tapi saya akan memberikan yang terbaik yang saya mampu untuk membantu mahasiswa Departemen Teknik Elektro UI ini semakin solid, peduli, penuh mimpi, berwawasan, dan siap menghadapi kehidupan sebagai seorang sarjana teknik kelak yang bermanfaat bagi bangsa dan Negara Indonesia. 

Kalau boleh saya ingin mengutip ucapan Soe Hok Gie dalam buku catatan hariannya :
Bidang seorang sarjana adalah berpikir dan mencipta yang baru. Mereka harus bisa bebas di segala arus-arus masyarakat yang kacau. Seharusnya mereka bisa berpikir tenang karena predikat kesarjanaan itu. Tetapi mereka tidak bisa terlepas dari fungsi sosialnya ialah bertindak demi tanggung jawab sosialnya bila keadaan telah mendesak. Kelompok intelektual yang terus berdiam dalam keadaan yang mendesak telah melunturkan semua kemanusiaannya. Tidak ada indahnya (dalam arti romantik) penghukuman mereka, tetapi apa yang lebih puitis selain bicara tentang kebenaran.
(31 Desember 1962)

Aisyah.
Bekasi, 26 Februari 2012

Comments

Popular posts from this blog

Aku cinta padamu, Indonesia

Indonesia, sebuah negeri dengan segala keelokan dan pesona. Negeri di tenggara Asia   yang patut dipertanyakan: seberapa besar cinta rakyatnya kepadanya? Aku mungkin hanyalah seorang biasa, tapi aku akan mencoba menggambarkan seberapa besar cintaku kepada negeri ini melalui rangkaian kata sederhana ini. Atau mungkin, aku akan mencoba membuat kalian tahu bagaimana caraku mencintai negeri ini, mencintai baik dan buruknya. Aku terlahir di negeri ini. Aku tumbuh dan menghirup udara di negeri ini, begitu juga sekitar dua ratus juta penduduk Indonesia yang lain. Ketika aku lahir, Indonesia masih dipimpin seorang “Bapak Pembangunan” yang katanya memberikan banyak perubahan dan kemajuan, tapi juga banyak meninggalkan hutang bagi Indonesia. Tapi aku tak peduli, aku mulai merasakan cinta pada negeri ini mulai tumbuh sejak hari pertama aku melihat dunia. Inilah negeriku, tempat hidungku menghirup udara pertamanya atau tempat tangisku pertama kali pecah. Dan aku mencintainya, dengan tertah

Great People Scholarship Program Telkom 2019 -

 --continued from previous post-- Oke jadi dimulailah tahap seleksi beasiswa GPSP dari perusahanku Telkom Indonesia. Hal pertama yang bikin aku cukup gak pede dan stres adalah waktu persiapan yang super sempit. Jadi, dari tanggal rilis nota dinasnya, aku harus menyiapkan proposal studi yang akan disubmit dan dibawa dalam waktu kruang lebih 4 hari apa 3 hari yah lupa. Jadi aku inget weekend itu aku bener bener scroll2 jurusan kampus dan bikin proposal study selama dua hari Sabtu-Minggu. Hari Seninnya, aku harus berangkat ke Bandung untuk tes. Dan aku berangkat ke Bandung bareng sama bebeb Pome sahabatcuuu Step pertama : Bikin proposal Studi  Selama nyusun proposal studi aku agak terburu buru dan gatau mau nulis apa. Ini mirip mirip dengan motivation letter atau personal statement kalau kita mau apply beasiswa atau apply kampus di luar Negeri untuk S2. Bedanya di seleksi Telkom ini dia minta dua halaman dan harus menjelaskan manfaatnya buat Telkom itu apa ketika kita sudah balik dari sek