Skip to main content

Dibonceng ayah naik motor..


Sudah sangat lama sejak terakhir kali aku sama ayah naik motor boncengan . dan malam ini, aku kembali merasakan itu. Dibonceng ayah naik motor. 

Dari aku masih duduk di bangku SD, ayah udah selalu mengantar jemputku naik motor. Dulu motornya masih motor shogun keluaran tahun kapan tau. Motornya juga boleh dikasih dari salah satu mamangku yang jadi polisi. Diantar jemput sama ayah tiap hari ke sekolah bisa jadi hal yang sangat menyenangkan dan bisa juga jadi hal yang sangat menyebalkan. 

Menyenangkan karena setiap hari ada yang mengantarmu ke sekolah , memberi uang saku yang mungkin emang gak seberapa sebelum kau masuk ke dalam sekolah, dan tangan ayah selalu kucium sebelum aku akhirnya berlalu tanpa menoleh lagi. Dan menyenangkan karena ada yang menunggumu di depan gerbang sekolah ketika kau pulang sekolah, menyiapkan senyum terbaiknya untukmu. Itulah yang ayah lakukan kala menjemputku di sekolah. 

Tapi menyebalkan ketika harus membangunkan ayah di pagi hari untuk mengantarku ke sekolah karena ayah termasuk orang yang sulit bangun pagi. Menyebalkan ketika, ayahmu sudah menjemput sedangkan kau masih mau bermain dengan teman teman. Begitulah, belum lagi ocehan keci. Dari mulut ayah apabila beliau sudah menunggu terlalu lama di gerbang sekolah. 

Tapi aku merindukan itu semua. Merindukan ketika ayah mengantarku ke sekolah dengan sepeda motornya yang kuno. Memberi uang jajan yang mungkin dirahasiakannya dari ibu. Dan berpesan hangat: Belajar yang bener ya nak. Atau aku juga sungguh sangat merindukan ketika ayah menjemputku di depan sekolah. Mengusap kepalaku dan menanyakan pelajaran hari ini. dan tanpa mengeluh, mendengar semua ocehan dan cerita panjang lebarku tentang sekolah hari itu. Ya aku merindukan itu semua. 

Angin malam meniup kerudungku dan nyanyian kecil terdengar dari mulut hitam ayah yang bau rokok.

Aku ingat ayah selalu menjadi ojek setia yang mau mengantarku kemanapun aku hendak pergi. Waktu aku butuh membeli perlengkapan untuk naik gunung, ayah rela bolak balik mengantarku untuk membeli semuanya. Waktu aku mau latihan panjat dinding atau anggar dulu, ayah rela nemenin aku naik motor ke tempat latihan. Waktu aku mau ke rumah teman yang jauh, ayah rela nganterin aku kesana. 

Aku jadi inget kejadian waktu SD dulu, aku ada tugas ngirim surat lewat pos, tapi karena waktunya mepet dan kalau beneran dikirim pake  pos pasti gak akan nyampe suratnya. Ayah akhirnya bela belain nganterin suratku itu sendiri dengan naik motornya. Saat itu, meski masih sd, aku untuk pertama kalinya merasa terharu sama apa yang ayahku lakukan untukku.

Ayah masih aja lanjutin nyanyiannya yang pada akhirnya salah lirik, dan kita ketawa..

Dibonceng naik motor sama ayah mungkin emang udah biasa. Tapi sebenernya hal ini punya arti yang luar biasa, dan aku baru sadar malam ini. Setelah sekian lama aku gak naik motor diboncengin sama ayah lagi. Sejak aku mulai nge kos dan ayah suka kerja keluar pulau. Boncengan naik motor jadi jarang dan hampir gak pernah lagi. Padahal itu bukan sekedar boncengan naik motor sama ayah, tapi lebih dari itu. Banyak hal yang terjadi dan banyak makna kasih sayang ayah dan anak di dalam sekedar boncengan naik motor sama ayah. 

Malam ini aku boncengan naik motor sama ayah, ketawa ketawa kayak dulu lagi. Dan ini lebih dari sekedar boncengan naik motor sama ayah..

Comments

Popular posts from this blog

Sebuah Pilihan.

“Berbahagia dan berusaha bahagiakan orang lain.” Motto hidup sederhana inilah yang membuat saya berani mendaftarkan diri ke IME 2012. Sederhana saja. Awalnya, saya hanya ingin mencari kebahagiaan saya sendiri dengan berorganisasi, mencari banyak pengalaman serta teman, dan membahagiakan orang lain (teman-teman sesama mahasiswa) dengan ikut IME sebagai organisasi yang mewadahi kegiatan mereka semua. Tapi mengapa saya memilih membahagiakan orang lain melalui bidang PSDM?  Kata orang kebanyakan, PSDM adalah bidangnya orang-orang yang mau berpikir dan mau susah-susah untuk mengurusi orang lain. Dan saya juga tidak dapat memungkiri itu karena bidang inilah yang mau repot-repot mengurusi dan membimbing saya dan 117 teman saya saat masa bimbingan dulu. Ah kerajinan sekali, begitu pikir saya dulu.    Tapi saat masa adaptasi dunia kampus dulu, saya dibuat semakin menyadari bahwa mahasiswa adalah segerombolan manusia yang punya banyak kelebihan di dalam dirinya ya...

Great People Scholarship Program Telkom 2019 -

 --continued from previous post-- Oke jadi dimulailah tahap seleksi beasiswa GPSP dari perusahanku Telkom Indonesia. Hal pertama yang bikin aku cukup gak pede dan stres adalah waktu persiapan yang super sempit. Jadi, dari tanggal rilis nota dinasnya, aku harus menyiapkan proposal studi yang akan disubmit dan dibawa dalam waktu kruang lebih 4 hari apa 3 hari yah lupa. Jadi aku inget weekend itu aku bener bener scroll2 jurusan kampus dan bikin proposal study selama dua hari Sabtu-Minggu. Hari Seninnya, aku harus berangkat ke Bandung untuk tes. Dan aku berangkat ke Bandung bareng sama bebeb Pome sahabatcuuu Step pertama : Bikin proposal Studi  Selama nyusun proposal studi aku agak terburu buru dan gatau mau nulis apa. Ini mirip mirip dengan motivation letter atau personal statement kalau kita mau apply beasiswa atau apply kampus di luar Negeri untuk S2. Bedanya di seleksi Telkom ini dia minta dua halaman dan harus menjelaskan manfaatnya buat Telkom itu apa ketika kita sudah balik...

Aku cinta padamu, Indonesia

Indonesia, sebuah negeri dengan segala keelokan dan pesona. Negeri di tenggara Asia   yang patut dipertanyakan: seberapa besar cinta rakyatnya kepadanya? Aku mungkin hanyalah seorang biasa, tapi aku akan mencoba menggambarkan seberapa besar cintaku kepada negeri ini melalui rangkaian kata sederhana ini. Atau mungkin, aku akan mencoba membuat kalian tahu bagaimana caraku mencintai negeri ini, mencintai baik dan buruknya. Aku terlahir di negeri ini. Aku tumbuh dan menghirup udara di negeri ini, begitu juga sekitar dua ratus juta penduduk Indonesia yang lain. Ketika aku lahir, Indonesia masih dipimpin seorang “Bapak Pembangunan” yang katanya memberikan banyak perubahan dan kemajuan, tapi juga banyak meninggalkan hutang bagi Indonesia. Tapi aku tak peduli, aku mulai merasakan cinta pada negeri ini mulai tumbuh sejak hari pertama aku melihat dunia. Inilah negeriku, tempat hidungku menghirup udara pertamanya atau tempat tangisku pertama kali pecah. Dan aku mencintainya, dengan te...