Ayah, kau adalah seorang pembohong besar, karena kau selalu berkata bahwa kau bahagia, bahwa kau tidak pernah punya masalah. Padahal aku tahu, di dalam hatimu kau sering menangis karena pedih hidup yang yang kau hadapi.
Ayah, kau adalah tukang yang sangat mahir, karena kau dapat memperbaiki atap rumah walaupun aku tahu bahwa kau takut ketinggian dan kaki-kakimu gemetar saat menaiki tangga kayu. Namun kau ingin tetap terlihat berani dan mengambil resiko apapun, demi atap rumah kita tidak bocor lagi.
Ayah, kau adalah pelawak terlucu yang pernah ada di dunia ini. Kau bahkan lebih lucu daripada Sule ataupun Aziz Gagap di serial OVJ yang setiap malam kutonton. Karena kau selalu dapat membuatku tertawa, disaat hatiku bersedih. Kaulah penghibur sejati yang tak pernah lelah membuatku tersenyum dan tertawa, meski masalahku kian menumpuk.
Ayah, kau adalah pahlawan yang luar biasa berani. Karena aku tahu, tak akan ada orang yang akan melindungiku melebihimu. Walaupun kadang kau hanya membuatku kesal dengan melarangku naik motor ke sekolah, melarangku naik gunung, dan sebagainya. Namun aku sesungguhnya tahu, kau hanya berusaha menjaga permata hatimu agar tak ada satupun yang dapat merusak putihnya
Ayah, kau adalah actor terhebat yang pernah berakting di hadapanku. Mungkin seharusnya kau mendapat piala Oscar ataupun acting di Hollywood, karena kau selalu dapat berpura-pura tak ada masalah. Raut wajahmu selalu terlihat ceria meski masalahmu menggunung bak Everest.
Ayah, kau lebih patut ditangisi dibanding anak yatim piatu atau fakir miskin atau korban bencana alam manapun. Karena sungguh, aku tak pernah tahu kapan kau sedang menangis dan kapan hatimu bersedih.
Ayah, kau adalah teman sejati dan tempatku berbagi cerita. Aku akan selalu ingat caramu mengajakku main sepeda, mengajariku panjat dinding, dan mendengarkanku bercerita tentang sekolah, teman-teman, dan hidupku. Kau tidak pernah bosan, meski aku hanya menceritakan cerita yang sama. Bila ada teman yang sejati, itulah kau.
Ayah, kau adalah teladan yang membuatku tegar menghadapi hidup dan membuatku bersyukur akan nikmat yang kupunya saat ini. Karena kau, selalu mengajarkanku untuk syukuri semua yang kita miliki dan kau melakukan apa yang kau katakan padaku.
Ayah, andai saja kau tahu, seberapa besar sayang dan cintaku untuk ayah, meski aku tak pernah mau kau tahu. Ayah, aku tak peduli seberapa jelek wajahmu, seberapa hitam kulitmu, seberapa buncit perutmu, seberapa miskin dirimu, atau seberapa galak dirimu, aku akan selalu tetap menyayangimu Ayah. Dan kelak, akan aku bahagiakan dirimu agar kau tahu seberapa besar cintaku. Terima kasih ayah, untuk semua cinta, pengorbanan, kesedihan, dan kebahagiaan yang kau limpahkan untukku.
Ayah, tak kan ada kata yang dapat menggambarkan cintamu
Comments
Post a Comment
speak out time