Skip to main content

Jangan jadi mahasiswa !

Jadi mahasiswa itu gak gampang boi !

Kenapa gue nulis dan men-state kayak gitu. Karena jadi mahasiswa dan punya kesempatan kuliah di perguruan tinggi berarti lo telah berhasil menyingkirkan ratusan bahkan ribuan pemuda di luar sana yang gak bisa punya kesempatan buat berkuliah seperti lo. 
Itu berarti lo punya tanggung jawab yang lebih besar dibanding pemuda pemuda di luar sana itu. 

Kalau mikir tanggung jawab jadi mahasiswa itu apa, jangan cuma mikir : belajar bener, IP bagus, lulus 3,5 tahun, lulus cumlaude, kerja, dapat duit banyak, nikah, selesai. 

gak sesederhana itu boi ! dulu sih, gue juga sempet mikir kayak gitu. Tapi setelah setahun ngerasain jadi mahasiswa, gue sadar banyak hal yang harus gue pertanggungjawabkan setelah gue menyandang kata mahasiswa ini. Gue punya tanggung jawab lebih untuk memperjuangkan nasib orang-orang di luar sana yang gak bisa berkuliah seperti gue. 

Kalau waktu tes snmptn gue berhasil menyingkirkan 200 orang yang mau masuk ke jurusan gue. Berarti gue juga harus mampu mempertanggungjawabkan nasib 200 orang itu karena gue yang jadi mahasiswa bukan mereka.

Ada kata 'maha' didepan kata siswa. Itu artinya gue bukan cuma sekedar siswa yang ke sekolah buat belajar main pulang doang. Tapi gue harus memikirkan nasib orang lain di luar sana. Duh kenapa sih gue ngulang ngulang ini terus? ya karena memang begini kenyataannya. Cuma mahasiswa yang bisa merubah keputusan pemerintah, cuma mahsiswa yang kalo demo di dengar dengan baik oleh pemerintah, cuma mahasiswa yang akhirnya bisa meruntuhkan orde baru dan menciptakan reformasi tahun 98 dulu. Kenapa mahasiswa? Ya karena mahasiswa yang punya ilmu , punya kapasitas dan kemampuan lebih, dan pastinya punya kesempatan lebih.

Udah mulai pusing mikirin nasib bangsa? Gak serumit itu kok. Kalau kita mau jalan di jalan yang benar, melakukan hal yang benar , pasti semuanya akan jadi sederhana. 

Gue nulis gini bukan berarti menganjurkan buat demo terus terusan juga ya. Bukan berarti juga mahasiswa harus selalu demo dan demo. Tetep aja, ilmu dan pendidikan yang harus dikejar nomor satu. Karena tanpa ilmu atau pendidikan yang baik atau nilai yang baik, demo sampe berdarah darah juga gak bakalan guna. 

Untuk mahasiswa PTN, beban kita lebih berat lagi. Kenapa? Karena PTN memakai uang rakyat ! 
Pikirin deh tuh, uang rakyat segitu banyak buat bantu kita kuliah. Jadi Kita kuliah harus buat rakyat. Gampangnya nih, Ketika nanti sukses dan lulus kuliah, jangan lantas kerja di luar negeri dan gak mau majuin bangsa Indonesia lah. Kita mahasiswa PTN khususnya, kuliah dibiayai rakyat , maka apa konribusi kita untuk rakyat Indonesia?

Jadi mahasiswa juga gak seindah di ftv ftv di Sctv atau sinetron sinetron di Rcti. Waktu gue masih sekolah dulu , gue pengen banget jadi anak kuliahan : pake baju bebas, kuliah bolong bolong waktunya, bisa jalan jalan ke mall terus pulang kuliah, makan di cafe cafe dan banyak waktu kosongnya, ketawa tawa bahagia dan selalu bisa senang senang. itu bayangan gue dulu tentang jadi mahasiswa . 

But life is not as beautiful as tv show. Ternyata apa, gue merasakan 'indahnya ' jadi mahasiswa sesungguhnya. Kuliah , tugas, kuis, organisasi, rapat, kepanitiaan, urusan angkatan, begadang, makan telat, tugas lagi , begadang lagi, belajar kuis, praktikum, laporan praktikum, praktikum lagi, laporan lagi, dan bla bla bla bla..
haha hectic banget ternyata jadi mahasiswa. gak segampang keliatannya.  hem mungkin ini karena gue masuk ke jurusan yang ga nyantai kali ya (re : teknik ) makanya jadi kayak gini. Atau mungkin gue yang lebay, yaa gataulah tapi gak gue doang kok yang merasa kayak gini. 

Meskipun begitu, emang sih pas jadi mahasiswa , kita jadi punya banyak waktu luang dan bisa ikut banyak kegiatan. Bisa ngumpul-ngumpul dan hang out terus terusan juga bareng temen temen tapi mesti inget tugas dan laporan yang numpuk. Intinya sih, jadi mahasiswa itu benar benar tergantung diri kita. Kita mau jadi mahasiswa yang kayak gimana. Kita mau mengatur waktu-waktu kosong kita seperti apa, terserah kita mau ngisinya dengan apa. Tapi gara-gara itu semua, gue baru kerasa banget kalau hidup kita benar benar kita yang menentukan arah dan tujuannya. 

Intinya tulisan ini sih, gue pengen mengingatkan diri gue sendiri, dan buat para mahasiswa lainnya, 
bahwa jadi mahasiswa itu peelu banyak perjuangan dan pengorbanan. Banyak tanggungjawab yang dipikul di pundak kita . Banyak harapan dan doa yang ditumpukan pada kita. Jadi jangan menyia nyiakan kesempatan yang ada. 

refleksi banget ini buat gue. Buat kehidupan gue selama jadi mahasiswa setahun ini. Masa masa jadi mahasiswa adalah masa masa nya lo bisa berbuat salah, kalau kata senior gue. Jadi banyak berbuat, banyak berbuat salah, banyak memperbaiki kesalahan, dan berbuat lebih baik lagi buat orang banyak.
Dan menurut gue aja sih,
kalau gak siap dan gak mau berjuang demi orang lain, 
mendingan 
jangan jadi mahasiswa ! 

idealis banget sih emang, tapi namanya juga nulis ya ditulis aja yang baik baik. biar yang baca bisa berpikir ke arah yang lebih baik . Nulis tentang ginian, gak berarti gue udah melakukan semua yang gue tulis. Ini pembelajaran, buat gue, buat semua mahasiswa yang (mungkin aja ada yang) baca. 

semangat ! gue masih punya beberapa tahun lagi buat jadi mahasiswa :D

Comments

Popular posts from this blog

Sebuah Pilihan.

“Berbahagia dan berusaha bahagiakan orang lain.” Motto hidup sederhana inilah yang membuat saya berani mendaftarkan diri ke IME 2012. Sederhana saja. Awalnya, saya hanya ingin mencari kebahagiaan saya sendiri dengan berorganisasi, mencari banyak pengalaman serta teman, dan membahagiakan orang lain (teman-teman sesama mahasiswa) dengan ikut IME sebagai organisasi yang mewadahi kegiatan mereka semua. Tapi mengapa saya memilih membahagiakan orang lain melalui bidang PSDM?  Kata orang kebanyakan, PSDM adalah bidangnya orang-orang yang mau berpikir dan mau susah-susah untuk mengurusi orang lain. Dan saya juga tidak dapat memungkiri itu karena bidang inilah yang mau repot-repot mengurusi dan membimbing saya dan 117 teman saya saat masa bimbingan dulu. Ah kerajinan sekali, begitu pikir saya dulu.    Tapi saat masa adaptasi dunia kampus dulu, saya dibuat semakin menyadari bahwa mahasiswa adalah segerombolan manusia yang punya banyak kelebihan di dalam dirinya ya...

Great People Scholarship Program Telkom 2019 -

 --continued from previous post-- Oke jadi dimulailah tahap seleksi beasiswa GPSP dari perusahanku Telkom Indonesia. Hal pertama yang bikin aku cukup gak pede dan stres adalah waktu persiapan yang super sempit. Jadi, dari tanggal rilis nota dinasnya, aku harus menyiapkan proposal studi yang akan disubmit dan dibawa dalam waktu kruang lebih 4 hari apa 3 hari yah lupa. Jadi aku inget weekend itu aku bener bener scroll2 jurusan kampus dan bikin proposal study selama dua hari Sabtu-Minggu. Hari Seninnya, aku harus berangkat ke Bandung untuk tes. Dan aku berangkat ke Bandung bareng sama bebeb Pome sahabatcuuu Step pertama : Bikin proposal Studi  Selama nyusun proposal studi aku agak terburu buru dan gatau mau nulis apa. Ini mirip mirip dengan motivation letter atau personal statement kalau kita mau apply beasiswa atau apply kampus di luar Negeri untuk S2. Bedanya di seleksi Telkom ini dia minta dua halaman dan harus menjelaskan manfaatnya buat Telkom itu apa ketika kita sudah balik...

Aku cinta padamu, Indonesia

Indonesia, sebuah negeri dengan segala keelokan dan pesona. Negeri di tenggara Asia   yang patut dipertanyakan: seberapa besar cinta rakyatnya kepadanya? Aku mungkin hanyalah seorang biasa, tapi aku akan mencoba menggambarkan seberapa besar cintaku kepada negeri ini melalui rangkaian kata sederhana ini. Atau mungkin, aku akan mencoba membuat kalian tahu bagaimana caraku mencintai negeri ini, mencintai baik dan buruknya. Aku terlahir di negeri ini. Aku tumbuh dan menghirup udara di negeri ini, begitu juga sekitar dua ratus juta penduduk Indonesia yang lain. Ketika aku lahir, Indonesia masih dipimpin seorang “Bapak Pembangunan” yang katanya memberikan banyak perubahan dan kemajuan, tapi juga banyak meninggalkan hutang bagi Indonesia. Tapi aku tak peduli, aku mulai merasakan cinta pada negeri ini mulai tumbuh sejak hari pertama aku melihat dunia. Inilah negeriku, tempat hidungku menghirup udara pertamanya atau tempat tangisku pertama kali pecah. Dan aku mencintainya, dengan te...