aku mau berlari,
meninggalkan bayangmu yang terus mengikuti.
tapi percuma,
meski gelap dan bayangmu tak tampak,
senyummu masih saja menghampiri
dalam setiap ingatan yang kucoba untuk menghapusnya.
tapi percuma,
seberapa banyak memori baru dalam ingatanku,
ternyata tak menghapus memori menyenangkan yang kau buat,
aku ingin berlari agi,
dari hidup yang pernah kau isi,
dari langkah yang pernah kau iringi,
tapi percuma,
kau terlalu kokoh dan mempesona
aku hanyalah setangkai ranting yang rapuh,
tertiup angin dan terjatuh,
patah.
aku ingin menjadi pohon besar,
dan menciptakan dedaunan dan rantingku sendiri,
tapi percuma,
kau terlanjur menjadi tanah humus yang subur,
sehingga aku tak bisa hidup tanpamu,
baiklah, kali ini aku berhenti
aku ingin memulai sebuah langkah bersamamu.
tapi percuma,
ternyata kau hanya ada,
tapi tak ada untukku.
meninggalkan bayangmu yang terus mengikuti.
tapi percuma,
meski gelap dan bayangmu tak tampak,
senyummu masih saja menghampiri
dalam setiap ingatan yang kucoba untuk menghapusnya.
tapi percuma,
seberapa banyak memori baru dalam ingatanku,
ternyata tak menghapus memori menyenangkan yang kau buat,
aku ingin berlari agi,
dari hidup yang pernah kau isi,
dari langkah yang pernah kau iringi,
tapi percuma,
kau terlalu kokoh dan mempesona
aku hanyalah setangkai ranting yang rapuh,
tertiup angin dan terjatuh,
patah.
aku ingin menjadi pohon besar,
dan menciptakan dedaunan dan rantingku sendiri,
tapi percuma,
kau terlanjur menjadi tanah humus yang subur,
sehingga aku tak bisa hidup tanpamu,
baiklah, kali ini aku berhenti
aku ingin memulai sebuah langkah bersamamu.
tapi percuma,
ternyata kau hanya ada,
tapi tak ada untukku.
Comments
Post a Comment
speak out time