"kamu turun dimana"
gadis itu membisu, menoleh sedikit pada suara yang mengeluarkan suara berat tersebut.
rasanya enggan menjawab bahwa sebentar lagi stasiun yang dimaksudnya hampir sampai.
rasanya ingin berlama lama duduk disamping seseorang yang begitu ia kenal ini.
"jadi, kamu turun dimana?"
gadis itu mengalihkan pandangannya menuju jendela kereta di seberangnya.
menghitung waktu sesuai irama deru roda besi kereta beradu dengan rel.
tetap membisu.
Orang yang bertanya kini pun enggan berbasa-basi dan memutuskan untuk diam.
Gadis itu berharap sekali tanya lagi akan dilontarkan oleh seseorang disampingnya,
namun sayang sampai satu stasiun terakhir sebelum dia harus turun, orang itu tetap diam,
menatap lurus ke depan, bahkan tidak terpengaruh oleh orang orang yang lalu lalang naik turun kereta.
gadis itu membisu. malu.
dia takut akan menyesali malam itu berlalu begitu saja.
sesaat lagi dia akan turun dan mungkin tidak akan bertemu lagi dengan orang di sebelahnya itu
"Aku turun di stasiun Cikini"
kata kata itu meluncur tepat sebelum kereta akhirnya benar benar berhenti di Stasiun Cikini.
Orang yang duduk tegak sekejap menoleh cepat ke gadis itu.
Sang gadis langsung bangkit menuju pintu kereta yang sudah hampir tertutup kembali.
"Ah, andai kutahu dia turun di Cikini sejak tadi.." orang itu hanya bisa bergumam melihat pintu kereta yang tertutup kembali.
Kereta pun kembali melaju, meninggalkan stasiun Cikini,
meninggalkan gadis itu dengan ribuan letupan di hatinya.
gadis itu membisu, menoleh sedikit pada suara yang mengeluarkan suara berat tersebut.
rasanya enggan menjawab bahwa sebentar lagi stasiun yang dimaksudnya hampir sampai.
rasanya ingin berlama lama duduk disamping seseorang yang begitu ia kenal ini.
"jadi, kamu turun dimana?"
gadis itu mengalihkan pandangannya menuju jendela kereta di seberangnya.
menghitung waktu sesuai irama deru roda besi kereta beradu dengan rel.
tetap membisu.
Orang yang bertanya kini pun enggan berbasa-basi dan memutuskan untuk diam.
Gadis itu berharap sekali tanya lagi akan dilontarkan oleh seseorang disampingnya,
namun sayang sampai satu stasiun terakhir sebelum dia harus turun, orang itu tetap diam,
menatap lurus ke depan, bahkan tidak terpengaruh oleh orang orang yang lalu lalang naik turun kereta.
gadis itu membisu. malu.
dia takut akan menyesali malam itu berlalu begitu saja.
sesaat lagi dia akan turun dan mungkin tidak akan bertemu lagi dengan orang di sebelahnya itu
"Aku turun di stasiun Cikini"
kata kata itu meluncur tepat sebelum kereta akhirnya benar benar berhenti di Stasiun Cikini.
Orang yang duduk tegak sekejap menoleh cepat ke gadis itu.
Sang gadis langsung bangkit menuju pintu kereta yang sudah hampir tertutup kembali.
"Ah, andai kutahu dia turun di Cikini sejak tadi.." orang itu hanya bisa bergumam melihat pintu kereta yang tertutup kembali.
Kereta pun kembali melaju, meninggalkan stasiun Cikini,
meninggalkan gadis itu dengan ribuan letupan di hatinya.
Comments
Post a Comment
speak out time