Skip to main content

2014 : Yang Paling Teringat

Tahun ini benar-benar campur aduk, seru, sedih, bangga, marah, semuanya terjadi setahun ini.
gue ingat gue pernah menulis sebuah kegelisahan diawal tahun 2014 disini. Sebuah kegelisahan menghadapi amanah baru di tahun ini. Kalau diingat, dilema yang gue alami saat itu adalah yang terparah selama gue berkuliah. Dan yap, lihatlah gue sekarang sudah diujung tahun 2014, dan gue masih bisa tersenyum setelah melalui satu tahun ini.

Gue memulai tahun ini dengan menerima sebuah tanggungjawab sebagai pengurus inti BEM UI 2014, menerima sebuah hal yang gak pernah gue bayangin sebelumnya. Hari-hari berikutnya gue isi dengan kekhawatiran dan keraguan atas diri gue sendiri. Gue berulang kali memikirkan kembali keputusan gue. Apakah benar, apakah bisa dijalankan, dan apakah ini apakah itu. Hati gue berulang kali kerap menolak keputusan yang sudah diambil. Kadang masih bergejolak karena kadang passion gue masih menggelora di hal lain. Tapi gue masih ingat bagaimana senior gue yang satu itu meminta bantuan gue di dalam timnya, dan pasangannya yang baru gue kenal waktu itu bersikap sangat baik dan berusaha meyakinkan gue bahwa semua akan baik-baik saja dan pasti bisa terlewati, dan mereka yakin gue bisa. Setidaknya, mereka percaya, gue cukup kuat untuk menahan semua beban nantinya.

Tapi minggu demi minggu berlalu, bulan pun berlalu, dan gue sedikit banyak belajar menjadi orang yang pantas disitu. Ya gak tau sih udah pantas atau belum, haha , but who the hell cares, gue sudah melakukan yang gue bisa lakukan setahun ini. Dengan segala hal yang mungkin gue alamin, semua tenaga, uang pikiran yang gue keluarin,  dari mulai sulit beradaptasi dengan lingkungan yang baru, sampe nangis gara gara berantem sama orang,  sampai keteteran sana sini karena banyak banget urusan yang mesti dikerjain.

But I did it, i did not run away or leave it.

Bangga, sama diri gue sendiri. Jarang jarang gue bangga sama diri gue sendiri, tapi buat gue, melalui satu tahun kepengurusan menjadi korbid kemahasiswaan tanpa mengundurkan diri adalah kebanggaan tersendiri buat gue. Dan sama sekali gue sekarang tidak menyesal pernah berada disana.

Dulu mungkin gue sempat ragu dan bimbang, merasa tidak cocok, tapi hari ini gue sangat bersyukur.
Atas semua orang baik yang ada di kepengurusan BEM UI 2014, atas adik adik baru yang lucu dan bersemangat di bidang kemahasiswaan, atas teman teman baru dari semua kepanitiaan kemahasiswaan, atas semua pelajaran memahami dan memaafkan, atas semua kesempatan berteman dan belajar banyak hal dari semua orang dari semua fakultas di UI, atas pengalaman begadang malam malam di tengah tengah kampus, atas kesempatan untuk mengurusi hal-hal besar yang melibatkan banyak orang,atas kesempatan untuk menangani masalah-masalah dalam sebuah tim, dan atas kesempatan yang luar biasa untuk mengenal orang orang paling hebat dan mau berkorban diantara mahasiswa UI lainnya, sebut saja ka Ivan, ka Aid, ka Alfi, siro, mona, bang Wil, kak wirda, Ka Jebeng, dan pengurus yang lain. dan atas semua hal baik lainnya yang gue dapatkan selama berada didalam BEM UI 2014.

Kalau gue mau sebutin apa yang gue dapat di BEM UI, gue rasa gue bisa nerbitin satu buku sendiri (but I'll think about it later haha) . Kalau gue mengingat betapa banyak keluhan gue selama gue jadi korbid, gue jadi malu. gue malu karena pada akhirnya langit benar benar tidak runtuh sampai hari ini, hidup gue justru malah lebih baik karena semua masalah yang dulu gue keluhkan. Meskipun seminar gue sempat sampai dalam status siaga1 juga gara gara gue terlalu sibuk. Hahah, but it's ok now. semuanya selesai, dan amanah gue juga selesai.  Dan yap, gue cuma bisa berterima kasih. Dan minta maaf atas semua kesalahan gue setahun ini.

BEM UI 2014 memberi banyak hal dalam hampir satu tahun ini.
Dan semoga orang orang di dalamnya bisa lebih sukses lagi tahun depan, dan bisa terus berteman baik dengan gue setelah ini. 

Gue dulu pernah post tulisan tentang nilai optimis yang dibawa BEM UI 2014,
dan hari ini gue sadar, optimis itu kunci segalanya.

terimakasih sebesar-besarnya untuk BEM UI 2014.  ,
karena telah menjadi tempat gue bertualang setahun ini,
dan petualangan gue tahun depan,
akan gue rancang sebaik mungkin.

absolutely no regrets,
just full of happiness,
31 Desember 2014
Aisyah

















Comments

Popular posts from this blog

Sebuah Pilihan.

“Berbahagia dan berusaha bahagiakan orang lain.” Motto hidup sederhana inilah yang membuat saya berani mendaftarkan diri ke IME 2012. Sederhana saja. Awalnya, saya hanya ingin mencari kebahagiaan saya sendiri dengan berorganisasi, mencari banyak pengalaman serta teman, dan membahagiakan orang lain (teman-teman sesama mahasiswa) dengan ikut IME sebagai organisasi yang mewadahi kegiatan mereka semua. Tapi mengapa saya memilih membahagiakan orang lain melalui bidang PSDM?  Kata orang kebanyakan, PSDM adalah bidangnya orang-orang yang mau berpikir dan mau susah-susah untuk mengurusi orang lain. Dan saya juga tidak dapat memungkiri itu karena bidang inilah yang mau repot-repot mengurusi dan membimbing saya dan 117 teman saya saat masa bimbingan dulu. Ah kerajinan sekali, begitu pikir saya dulu.    Tapi saat masa adaptasi dunia kampus dulu, saya dibuat semakin menyadari bahwa mahasiswa adalah segerombolan manusia yang punya banyak kelebihan di dalam dirinya yang bisa membaw

Aku cinta padamu, Indonesia

Indonesia, sebuah negeri dengan segala keelokan dan pesona. Negeri di tenggara Asia   yang patut dipertanyakan: seberapa besar cinta rakyatnya kepadanya? Aku mungkin hanyalah seorang biasa, tapi aku akan mencoba menggambarkan seberapa besar cintaku kepada negeri ini melalui rangkaian kata sederhana ini. Atau mungkin, aku akan mencoba membuat kalian tahu bagaimana caraku mencintai negeri ini, mencintai baik dan buruknya. Aku terlahir di negeri ini. Aku tumbuh dan menghirup udara di negeri ini, begitu juga sekitar dua ratus juta penduduk Indonesia yang lain. Ketika aku lahir, Indonesia masih dipimpin seorang “Bapak Pembangunan” yang katanya memberikan banyak perubahan dan kemajuan, tapi juga banyak meninggalkan hutang bagi Indonesia. Tapi aku tak peduli, aku mulai merasakan cinta pada negeri ini mulai tumbuh sejak hari pertama aku melihat dunia. Inilah negeriku, tempat hidungku menghirup udara pertamanya atau tempat tangisku pertama kali pecah. Dan aku mencintainya, dengan tertah

Great People Scholarship Program Telkom 2019 -

 --continued from previous post-- Oke jadi dimulailah tahap seleksi beasiswa GPSP dari perusahanku Telkom Indonesia. Hal pertama yang bikin aku cukup gak pede dan stres adalah waktu persiapan yang super sempit. Jadi, dari tanggal rilis nota dinasnya, aku harus menyiapkan proposal studi yang akan disubmit dan dibawa dalam waktu kruang lebih 4 hari apa 3 hari yah lupa. Jadi aku inget weekend itu aku bener bener scroll2 jurusan kampus dan bikin proposal study selama dua hari Sabtu-Minggu. Hari Seninnya, aku harus berangkat ke Bandung untuk tes. Dan aku berangkat ke Bandung bareng sama bebeb Pome sahabatcuuu Step pertama : Bikin proposal Studi  Selama nyusun proposal studi aku agak terburu buru dan gatau mau nulis apa. Ini mirip mirip dengan motivation letter atau personal statement kalau kita mau apply beasiswa atau apply kampus di luar Negeri untuk S2. Bedanya di seleksi Telkom ini dia minta dua halaman dan harus menjelaskan manfaatnya buat Telkom itu apa ketika kita sudah balik dari sek