Assalamualaikum Bapakku, Bapak Joko.
Maaf malam malam mengganggumu dengan sebuah celotehan yang mungkin akan membuat Bapak semakin lelah. Aku ingin sekali bercakap langsung dengan Bapak, menyalami tangan Bapak dan mengatakan : Selamat atas hari ke 100 nya. Sayang hari ini aku tidak bisa memakai piyama dan turut berjalan ke rumah Bapak bersama ratusan kawanku yang lain. Maaf Pak, hari ini aku harus beres beres kamar kosan dengan temanku, aku sudah janji dari lama. Tapi aku sudah titipkan salamku pada seorang teman lewat langkah kakinya tadi pagi.Kawan kawanku yang tergabung dalam BEM se UI sudah menulis kan banyak soal hari ke 100 Bapak disini. Apakah Bapak bertemu dengan kawan-kawanku hari ini? Kalau tidak, aku kirimkan saja disini fotonya ya Pak.
@BEMUI_official |
Sumber : http://www.republika.co.id/berita/inpicture/nasional-inpicture/15/01/28/nivwlz-peringati-100-hari-jokowijk-massa-demo-istana-2 |
Aku tidak akan berceloteh rinci tentang kajian apa yang sudah Bapak dan kabinet kerja lakukan sampai hari ini. Itu semua sudah dirangkum lengkap oleh kawan kawanku tadi. Aku menulis disini karena aku sedang menjadi seorang anak yang khawatir pada keadaan Bapaknya. Apakah Bapak sudah makan malam? Atau apakah Bapak sudah bisa duduk santai di ruang keluarga sekarang ini? Oiya Pak aku lupa mengenalkan diri. Aku seorang anak Bapak yang berkuliah di UI dan tinggal di sebuah kota yang berada di luar planet bumi, ya aku tinggal di Bekasi. (Apakah Bapak tahu lelucon-lelucon yang beredar mengenai tempat tinggalku ini?) Sejak pertama kali Bapak dilantik di gedung itu waktu itu, aku sekeluarga langsung berdecak, Bapak pasti tidak akan pernah blusukan ke rumah kami yang jauh sekali ini. Dan sampai hari ke 100, Bapak belum sampai ke Bekasi sepertinya. Apa aku yang melewatkannya?
Bapak, aku banyak sekali menonton televisi belakangan ini. Terlalu banyak berita yang membuatku memikirkan Bapak. Ada berita tentang pesawat jatuh, banjir, sampai yang paling hangat soal perseteruan KPK dan Polri. Walau sekali kali juga ada berita mengenai kurikulum sekolah yang sudah lebih jelas, pertahanan laut yang lebih baik, dan prestasi Indonesia dalam sains dunia. Tapi melihat berita berita yang buruk, aku jadi cemas memikirkan Bapak. Apakah selama 100 hari ini Bapak bisa tidur dengan lelap ? Aku pernah jadi ketua kelas Pak waktu SD, dan selama seminggu pertama tidurku tidak lelap karena aku khawatir akan bangun telat dan tidak bisa menyiapkan barisan esok paginya di sekolah. Mengingat itu, aku membayangkan bagaimana resahnya Bapak setiap malam.
Bagaimana rumah baru Bapak? Apakah disana cukup nyaman untuk berpikir dan mengambil keputusan ? Kalau ada orang jahat berusaha masuk ke rumah Bapak, segera minta paspampres untuk mengusir. Kalau ada orang jahat berusaha masuk ke pikiran Bapak, segera minta hati Bapak kembali bekerja. Karena aku yakin hati Bapak seramah senyum Bapak saat kampanye dulu. Aku yakin yang ingin Bapak bawa untuk Negeri ini adalah kebaikan untuk rakyat sekalian. Bagaimana rasanya makanan di istana Bapak? Bapak tidak boleh telat makan apalagi tidak makan. Bapak sudah kurus, aku tidak mau melihat Bapak bertambah kurus. Mata Bapak semakin sayu di hari ke 100 ini. Aku kasian melihat Bapak.
Aku tidak percaya bahwa Bapak bukanlah orang yang pintar, berarti aku percaya kalau Bapak orang yang pintar. Tapi aku rasa Bapak harus sedikit lebih tegas. Bapak tidak boleh kalah tegas dari siapapun di negeri ini. Bapak adalah pemimpinnya. Bukan ibu-ibu di belakang Bapak, bukan merah-merah di belakang Bapak, atau bukan celoteh-celoteh di belakang Bapak. Aku tidak mau Bapak terlalu sabar. Walau sebetulnya sabar itu baik. Tapi aku benar benar tidak mau Bapak direndahkan orang lain. Banyak yang jahat mengkritik Bapak di tulisannya, yang ini bahkan sempat menjadi trending topic. Aku turut sedih. Tapi aku berharap Bapak melakukan perlawanan. Bapak pasti punya senjata rahasia kan?
Banyak orang yang berharap pada Bapak. Termasuk juga aku dan keluargaku di rumah. Aku tidak mau Negara ku semakin porak poranda. Dan aku lebih tidak sudi jika Negeri ini justru diacak acak para pemimpin Negerinya sendiri.
Aku percaya kalau Bapak akan berani merubah semuanya. Berani untuk menolah petuah petuah tetua yang dituakan dan diagungkan. Berani untuk menyejahterakan rakyat sampai batas semaksimalnya. Masih banyak permasalahan yang harus diselesaikan di Negeri ini Pak. Tapi kalau Bapak terlalu lama bertindak, Bapak semakin lama membuat seluruh perhatian terpusat pada polri dan KPK saja . Sementara di ujung timur Jawa masih banyak daerah tertinggal, di Papua sana Freeport belum jelas statusnya, dan lain lain. Masih banyak hal yang harus diperhatikan oleh seorang Bapak. Anak Bapak banyak sekali soalnya, dan semua butuh perhatian yang sama.
Segini saja suratku malam ini untuk Bapak. Aku rasa terlalu banyak tulisan untuk Bapak sampai hari ini. Aku yakin juga Bapak tidak akan baca tulisan macam ini. Aku hanya inginkan Bapak sehat dan selalu semangat menghadapi semua cobaan yang ada kedepannya.
Aku doakan semoga Bapak diberi kekuatan untuk tetap berada pada jalur yang benar, pada keberanian yang sesuai untuk kesejahteraan rakyat, dan pada kerja keras yang ikhlas. Dan ini sudah hari ke 100 Pak, kalau kata kami anak anak UI : Bapak harus bangun. #JokowiBANGUN
Jangan lupa makan dan minum vitamin ya Pak.
Semoga Bapak bisa blusukan ke Bekasi suatu hari nanti.
Serahkan semua pada Allah karena tempat mengadu dan memohon petunjuk terbaik hanyalah Dia.
Bekasi, 28 Januari 2015
Aisyah.
Tetaplah tersenyum Pak. Asal jangan hanya senyum senyum saja. (sumber : http://www.themalaysianinsider.com/business/article/indonesian-shares-rise-after-jokowi-wins-presidential-election1) |
Comments
Post a Comment
speak out time