Skip to main content

Menghabiskan waktu

Gue pernah berada di suatu waktu dimana terlalu banyak kegiatan yang harus dilakukan. Semester enam contohnya. Masa-masa baru pertama kali asistenin praktikum tektel di sela sela jadwal kuliah 20an sks, jadi pejabat pusgiwa yang mesti keliling rapat tiap hari, atlet tc yang gak jago tapi turun banyak cabang, dan masih harus ngajar demi menyambung hidup dan tetap bisa makan dengan super layak setiap hari. Belum lagi, masih harus bersosialisasi, ikut gathering ini itu, hedon sana sini, dan karokean. Ya begitulah hari hari itu kala itu, menarik kalau diceritakan sekarang. Super, kalau diingat ingat. Gue ingat, betapa gue punya energi yang sangat banyak untuk tetap latihan pagi jam enam setelah baru tidur jam 4 karena nugas abis rapat malam di pusgiwa. terharu. 

Tapi masa masa yang begitu udah lewat. Sekarang ceritanya mau fokus ngerjain skripsi dengan tidak mengambil kuliah apapun. Dua mingg sampai empat minggu pertama semester berjalan dengan indah. Setiap hari bisa pulang ke rumah, makan dengan layak masakan ibu yang enak enak bergizi, dan berangkat jam 9 pagi dari rumah untuk mengerjakan skripsi lagi di kampus. Enak sekali, waktu terasa banyak yang kosong dan bisa diisi dengan banyak hal. Kemudian setelah itu, kegiatan jadi bertambah seiring praktikum tektel yang udah mulai lagi semester genap ini. Oke, kegiatan jadi nambah satu lagi karena harus memenuhi shift praktikum. Masih wajar, jadwal masih kekontrol, skripsi masih jalan normal karena belum banyak yang dikerjakan. Pulang ke rumah masih bisa dilakukan dengan normal, meski tiap rabu jumat harus pulang lebih malam setelah pretest. 

Tapi perlahan kehidupan yang 'normal' berganti jadi agak penuh sekarang. Muker VIII IKM FTUI berlangsung, entah kenapa gue termasuk jadi DP muker. Dan gue punya tanggung jawab moral untuk berperan serta di dalam sana. Jadilah sekarang kamis jumat sabtu harus ikut Muker, ya seneng sih lumayan jadi kembali 'mikir' hal hal beginian dan bisa jadi gue 'bermanfaat' buat ikm ftui di akhir masa kuliah ini. Berbarengan dengan Muker, Teknik Cup pun udah mulai lagi. Dan once again, gue turun banyak cabang, meskipun gak ada yang jadi makin jago juga skill nya haha. Gue merasa gendut banget, karena jadi makin lamban geraknya kayaknya. Jadilah rutinitas latihan pagi pagi harus dilakukan dengan giat. Belum lagi kalaupun gak tanding, harus rajin supporteran biar Elektro makin rame dan seru di TC tahun ini. Harus nyontohin lah, ya sebisa mungkin. Dan seiringan dengan itu pula, praktikum mulai padat lagi. Daaaaan yang paling padat dari semuanya, skripsi mulai dikejar deadline. Akhir Mei harus udah selesai semua, dan data yang mesti diambil ternyata masya Allah banyaknya. Belum lagi tiba tiba judul berubah dari rencana awal, jadi mesti harus studi literatur lagi dari awal.. well, mulai panik. mulai panik . hahaha. Kehidupan normal kini udah gak normal lagi. 

Dari yang tiap hari pulang ke rumah, lama lama berubah jadi seminggu tiga kali pulang, lama lama seminggu dua kali, dan akhirnya minggu ini gue memutuskan buat gak pulang selama seminggu. Bahkan sabtu, masih harus janjian buat ketemu senior minta bantuan ngerjain skripsi. Kenapa jadi begini.... Senin selasa rabu TC, kamis jumat sabtu muker, senin selasa rabu kamis jumat praktikumin, senin selasa rabu kamis jumat sabtu minggu skripsian. 

Berangkat pagi sepaginya langsung ke lab buat ngerjain ambil data, seharian di lab sembari ngurusin nilai praktikum dan atau shift praktikum, abis itu makan siang di kantek (dengan sebelumnya selalu nyari temen buat makan), abis itu ke lab lagi, di lab sampe malem, abis itu malemnya nontonin tc kalau ada, abis itu makan malam di kutek kalau ada temennya, abis itu ke kosan, skripsian lagi, genjreng genjreng gitar tita kalau sempet, atau kalau capek ya langsung tidur, besok paginya latihan jam 6 (kalau ada latihan) abis itu mandi makan terus ke lab lagi, dan begitu seterusnya. bosen juga lumayan tiap hari ke lab dan mengerjakan hal yang sama haha apalagi kalau analisanya belum dapat caranya gimana, jadilah datanya belum bisa dianalisa dengan baik. dan deadline semakin dekat. Semakin panik skripsi, tapi panik juga tc gak menang banyak elektronya, panik juga ini muker bahasannya berat harus dipikrin juga, panik juga ditanyain ibu kenapa gak pulang pulang, dan panik jga koreksian borang praktikum masih numpuk di laci meja lab. 

hahahaha mau ketawa dulu aja. ternyata gak ada yah hidup 'normal' macam kuliah pulang kuliah pulang, pasti selalu ada yang dikerjain sih selain kuliah dan tugas kuliah, bahkan di semester delapan. Dan gue bersyukur banget atas kesempatan ini. Ini emang bikin plan pulang pergi depok-bekasi-depok gue gagal sih, tapi seenggaknya ini bikin gue gak terlalu bosen skripsian atau bikin semster 8 gue gak terlalu datar datar aja. My normal life is back. Kembali ke kehidupan yang banyak mikirin hal hal, dikejar deadline dan harus bisa lulus semester ini, menyenangkan. Ternyata benar yah , hidup tanpa tekanan atau tantangan itu kayaknya hampir gak mungkin. 

Dan malam ini, antara nulis blog, nulis bab 1 skripsi, sampe nulis tips tips bertahan menyerang yang diajarin yoga pas latihan futsal, sama genjreng genjreng gitar gak jelas, makan cemilan, baca jurnal, dan mainin coc.  yaudah gak bisa normal normal aja ngerjain satu hal sampai selesai ternyata. yaudahlah gapapa yang penting gimana caranya semua harus selesai dengan tepat dan berada tepat pada porsi dan tempatnya masing masing. 


Bersyukur aja masih bisa ngerjain banyak hal, kaki tangan otak masih berfungsi dengan baik semuanya sehingga kita bisa menghabiskan waktu dengan hal hal yang masih berguna.  Alhamdulillah.

11:47 
di kamar si Gendut yang lagi merantau ke Purwokerto ,
Aisyah


Comments

Popular posts from this blog

Sebuah Pilihan.

“Berbahagia dan berusaha bahagiakan orang lain.” Motto hidup sederhana inilah yang membuat saya berani mendaftarkan diri ke IME 2012. Sederhana saja. Awalnya, saya hanya ingin mencari kebahagiaan saya sendiri dengan berorganisasi, mencari banyak pengalaman serta teman, dan membahagiakan orang lain (teman-teman sesama mahasiswa) dengan ikut IME sebagai organisasi yang mewadahi kegiatan mereka semua. Tapi mengapa saya memilih membahagiakan orang lain melalui bidang PSDM?  Kata orang kebanyakan, PSDM adalah bidangnya orang-orang yang mau berpikir dan mau susah-susah untuk mengurusi orang lain. Dan saya juga tidak dapat memungkiri itu karena bidang inilah yang mau repot-repot mengurusi dan membimbing saya dan 117 teman saya saat masa bimbingan dulu. Ah kerajinan sekali, begitu pikir saya dulu.    Tapi saat masa adaptasi dunia kampus dulu, saya dibuat semakin menyadari bahwa mahasiswa adalah segerombolan manusia yang punya banyak kelebihan di dalam dirinya ya...

Great People Scholarship Program Telkom 2019 -

 --continued from previous post-- Oke jadi dimulailah tahap seleksi beasiswa GPSP dari perusahanku Telkom Indonesia. Hal pertama yang bikin aku cukup gak pede dan stres adalah waktu persiapan yang super sempit. Jadi, dari tanggal rilis nota dinasnya, aku harus menyiapkan proposal studi yang akan disubmit dan dibawa dalam waktu kruang lebih 4 hari apa 3 hari yah lupa. Jadi aku inget weekend itu aku bener bener scroll2 jurusan kampus dan bikin proposal study selama dua hari Sabtu-Minggu. Hari Seninnya, aku harus berangkat ke Bandung untuk tes. Dan aku berangkat ke Bandung bareng sama bebeb Pome sahabatcuuu Step pertama : Bikin proposal Studi  Selama nyusun proposal studi aku agak terburu buru dan gatau mau nulis apa. Ini mirip mirip dengan motivation letter atau personal statement kalau kita mau apply beasiswa atau apply kampus di luar Negeri untuk S2. Bedanya di seleksi Telkom ini dia minta dua halaman dan harus menjelaskan manfaatnya buat Telkom itu apa ketika kita sudah balik...

Aku cinta padamu, Indonesia

Indonesia, sebuah negeri dengan segala keelokan dan pesona. Negeri di tenggara Asia   yang patut dipertanyakan: seberapa besar cinta rakyatnya kepadanya? Aku mungkin hanyalah seorang biasa, tapi aku akan mencoba menggambarkan seberapa besar cintaku kepada negeri ini melalui rangkaian kata sederhana ini. Atau mungkin, aku akan mencoba membuat kalian tahu bagaimana caraku mencintai negeri ini, mencintai baik dan buruknya. Aku terlahir di negeri ini. Aku tumbuh dan menghirup udara di negeri ini, begitu juga sekitar dua ratus juta penduduk Indonesia yang lain. Ketika aku lahir, Indonesia masih dipimpin seorang “Bapak Pembangunan” yang katanya memberikan banyak perubahan dan kemajuan, tapi juga banyak meninggalkan hutang bagi Indonesia. Tapi aku tak peduli, aku mulai merasakan cinta pada negeri ini mulai tumbuh sejak hari pertama aku melihat dunia. Inilah negeriku, tempat hidungku menghirup udara pertamanya atau tempat tangisku pertama kali pecah. Dan aku mencintainya, dengan te...