Skip to main content

Terjadi.

kita gak akan pernah tahu, kapan ajal akan menghampiri kita. Itu juga  yang terjadi pada kakak sepupu gue. Usianya baru 24 tahun, cuma beda 2 tahun dari gue, tapi ajal sudah menjemput dia lebih dulu dari kita semua. Dua hari sebelum lebaran, disaat kita semua siap siap mudik, kakak sepupu gue harus menemui takdirnya dengan menyedihkan. Kecelakaan motor. Ayah mana yang gak meronta melihat anak pertamanya meninggal dunia sebelum dia yang meninggal, dan dengan menyedihkan karena meninggal di jalan raya, dan begitulah uwak gue menghabiskan malamnya hari itu. Kecelakaan motor, udah dua kali jadi penyebab meninggalnya sanak saudara gue. Dan ini meningkatkan ketakutan gue terhadap dibonceng naik motor di jalan raya yang banyak bus nya. Ini serem banget, banyak banget nimbulin kecelakaan. Dan gak pernah nyangka, kecelakaan yang ini bakalan menimpa kakak sepupu gue sendiri.  Dan yang kali ini, terlalu dekat buat gue menolak rasa sedihnya. karena kakak sepupu yang ini, adalah saudara dekat gue. Kakak gue yang satu ini, menjadi orang pertama yang meninggal di lingkungan keluarga besar gue. Dan pedih, dia mati muda. Seluruh keluarga besar gue pun berduka, menjelang hari Raya.
 

“Seorang filsuf Yunani pernah berkata bahwa nasib terbaik adalah tidak dilahirkan, yang kedua dilahirkan tapi mati muda, dan tersial adalah umur tua

(Soe Hok Gie- Catatan Seorang Demonstran, h. 96)”

Dengan kejadian yang tiba tiba, maka semua rencana berubah. Mudik berubah jadi takziyah dan pemakaman, lebaran berubah jadi pengajian tiga harian, dan tawa berubah satu persatu jadi air mata. Sedih banget. Tapi selalu ada hikmah dibalik semuanya. Gue sepupuan sebanyak 24 orang, sekarang udah berkurang satu, dan kami yang lain pun berjanji untuk saling menjaga dan mengingatkan, saling silaturahmi kalau ada kesempatan, dan selalu akur sebagai saudara. 


A man had plans, God decide it happened or not.
 
Beberapa minggu sebelum ini semua terjadi, ayah sama ibu udah mengizinkan anak gadisnya ini buat naik gunung Semeru sama teman teman. Gue udah pesen tiket kereta, siap siapin carrier dan isi isinya. Tapi tiba tiba, things happened, Ayah berubah pikiran, Ibu semakin cemas, gue batal naik gunung. dan yak, kesedihan bertambah. Tapi gue tau ini gak akan mudah buat mereka, gak mudah juga buat gue, setelah semua yang terjadi dan mimpi mimpi aneh yang membayangi . 
 
gue ngiri banget lah sama teman teman yang berangkat naik gunung akhir juli ini.  mau banget ikut, udah pengen banget mencium bau gunung, ngerasain capeknya jalan bawa carrier, sama mau liat awan awan di bawah kaki berdiri. sedih bangetnya karena gak tau kapan lagi mungkin bisa naik gunung, dan gak tau siapa lagi yang akan sempat dan bisa naik gunung bareng-bareng. Ya sekarang cuma bisa berdoa, semoga aja dalam waktu dekat ini bisa naik gunung. dan semoga teman teman yang pada berangkat sehat sehat selamat sampai balik lagi ke rumah masing masing. 
 
 Pada akhirnya, gue belajar satu hal pasti dari kejadian kejadian belakangan ini, bahwa manusia cuma bisa merencanakan, tapi tuhan yang menentukan apakah akan terjadi atau tidak.  
 
dalam renungan, 
Aisyah.  
 
 
 

Comments

Popular posts from this blog

Sebuah Pilihan.

“Berbahagia dan berusaha bahagiakan orang lain.” Motto hidup sederhana inilah yang membuat saya berani mendaftarkan diri ke IME 2012. Sederhana saja. Awalnya, saya hanya ingin mencari kebahagiaan saya sendiri dengan berorganisasi, mencari banyak pengalaman serta teman, dan membahagiakan orang lain (teman-teman sesama mahasiswa) dengan ikut IME sebagai organisasi yang mewadahi kegiatan mereka semua. Tapi mengapa saya memilih membahagiakan orang lain melalui bidang PSDM?  Kata orang kebanyakan, PSDM adalah bidangnya orang-orang yang mau berpikir dan mau susah-susah untuk mengurusi orang lain. Dan saya juga tidak dapat memungkiri itu karena bidang inilah yang mau repot-repot mengurusi dan membimbing saya dan 117 teman saya saat masa bimbingan dulu. Ah kerajinan sekali, begitu pikir saya dulu.    Tapi saat masa adaptasi dunia kampus dulu, saya dibuat semakin menyadari bahwa mahasiswa adalah segerombolan manusia yang punya banyak kelebihan di dalam dirinya ya...

Great People Scholarship Program Telkom 2019 -

 --continued from previous post-- Oke jadi dimulailah tahap seleksi beasiswa GPSP dari perusahanku Telkom Indonesia. Hal pertama yang bikin aku cukup gak pede dan stres adalah waktu persiapan yang super sempit. Jadi, dari tanggal rilis nota dinasnya, aku harus menyiapkan proposal studi yang akan disubmit dan dibawa dalam waktu kruang lebih 4 hari apa 3 hari yah lupa. Jadi aku inget weekend itu aku bener bener scroll2 jurusan kampus dan bikin proposal study selama dua hari Sabtu-Minggu. Hari Seninnya, aku harus berangkat ke Bandung untuk tes. Dan aku berangkat ke Bandung bareng sama bebeb Pome sahabatcuuu Step pertama : Bikin proposal Studi  Selama nyusun proposal studi aku agak terburu buru dan gatau mau nulis apa. Ini mirip mirip dengan motivation letter atau personal statement kalau kita mau apply beasiswa atau apply kampus di luar Negeri untuk S2. Bedanya di seleksi Telkom ini dia minta dua halaman dan harus menjelaskan manfaatnya buat Telkom itu apa ketika kita sudah balik...

Aku cinta padamu, Indonesia

Indonesia, sebuah negeri dengan segala keelokan dan pesona. Negeri di tenggara Asia   yang patut dipertanyakan: seberapa besar cinta rakyatnya kepadanya? Aku mungkin hanyalah seorang biasa, tapi aku akan mencoba menggambarkan seberapa besar cintaku kepada negeri ini melalui rangkaian kata sederhana ini. Atau mungkin, aku akan mencoba membuat kalian tahu bagaimana caraku mencintai negeri ini, mencintai baik dan buruknya. Aku terlahir di negeri ini. Aku tumbuh dan menghirup udara di negeri ini, begitu juga sekitar dua ratus juta penduduk Indonesia yang lain. Ketika aku lahir, Indonesia masih dipimpin seorang “Bapak Pembangunan” yang katanya memberikan banyak perubahan dan kemajuan, tapi juga banyak meninggalkan hutang bagi Indonesia. Tapi aku tak peduli, aku mulai merasakan cinta pada negeri ini mulai tumbuh sejak hari pertama aku melihat dunia. Inilah negeriku, tempat hidungku menghirup udara pertamanya atau tempat tangisku pertama kali pecah. Dan aku mencintainya, dengan te...