Skip to main content

menjadi dewasa

gue merasa dua bulan terakhir ini banyak belajar menjadi dewasa. menjadi dewasa karena gue harus melalui saat saat ini :

saat gue harus menghabiskan senin sampai jumat buat kerja,
melewati satu kali weekend dirumah bersama keluarga sebelum harus kembali ke perantauan lagi,
kembali kerja di hari Senin pagi.


saat gue merasakan mendapatkan transferan uang secara rutin ke rekening gue,
dan merasakan mentransfer kembali uang di rekening gue ke rekening ibu,
berfoya foya di awal bulan, dan makan warteg dan pop mi di akhir bulan.

saat gue hanya punya waktu untuk ngobrol lewat chat line atau whatsap atau telegram dengan teman teman kuliah,
saat menyocokkan jadwal ketemuan jadi super susah,
saat cuma bisa nahan kangen karokean dan ketawa tawa dengan bikin puisi atau dengerin lagu lagu, atau bukain gallery foto di laptop.

saat gue cuma bisa sibuk bacain timeline path fb instagram atau line cuma biar tau update kabar temen temen, kabar kampus , kabar organisasi yang dulu diperjuangin, kabar semua kehidupan yg pernah gue jalanin.

saat gue harus terbiasa berpindah selama masa training kerjaan dan menguatkan diri dimanapun ditempatkan demi masa depan lebih baik, dan demi uang saku yang dibutuhkan.

saat gue akhirnya sadar sesadarmya kalau nyari uang gak gampang, kalau jualan produk itu suck banget, dan kalau jadi orang dewasa itu lelah banget.

ternyata menjadi dewasa gak cuma mengubah obrolan ceng cengan jadi kerjaan atau ngubah bahasan pacar jadi calon suami aja, tapi lebih dari itu . banyak hal yg harus disiapin ketika memasuki krhidupan orang dewasa.

dan mungkin ini baru sebagian kecil aja kekagetan gue atas perubahan dari kehidupan leyeh leyeh main main mahasiswa jadi kehidupan pekerja pekerja butuh gaji.

menjadi dewasa sepertinya memang tidak sekedar gue harus pake lipstik kalau mau ngantor. gue harus banyak belajar. belajar lipstikan juga .

kangen kampus kuliah main jalan jalan .

30 Jan 2015
Aisyah,
yang akhirnya bobo bareng Ibu malam ini :')

Comments

Popular posts from this blog

Sebuah Pilihan.

“Berbahagia dan berusaha bahagiakan orang lain.” Motto hidup sederhana inilah yang membuat saya berani mendaftarkan diri ke IME 2012. Sederhana saja. Awalnya, saya hanya ingin mencari kebahagiaan saya sendiri dengan berorganisasi, mencari banyak pengalaman serta teman, dan membahagiakan orang lain (teman-teman sesama mahasiswa) dengan ikut IME sebagai organisasi yang mewadahi kegiatan mereka semua. Tapi mengapa saya memilih membahagiakan orang lain melalui bidang PSDM?  Kata orang kebanyakan, PSDM adalah bidangnya orang-orang yang mau berpikir dan mau susah-susah untuk mengurusi orang lain. Dan saya juga tidak dapat memungkiri itu karena bidang inilah yang mau repot-repot mengurusi dan membimbing saya dan 117 teman saya saat masa bimbingan dulu. Ah kerajinan sekali, begitu pikir saya dulu.    Tapi saat masa adaptasi dunia kampus dulu, saya dibuat semakin menyadari bahwa mahasiswa adalah segerombolan manusia yang punya banyak kelebihan di dalam dirinya yang bisa membaw

Aku cinta padamu, Indonesia

Indonesia, sebuah negeri dengan segala keelokan dan pesona. Negeri di tenggara Asia   yang patut dipertanyakan: seberapa besar cinta rakyatnya kepadanya? Aku mungkin hanyalah seorang biasa, tapi aku akan mencoba menggambarkan seberapa besar cintaku kepada negeri ini melalui rangkaian kata sederhana ini. Atau mungkin, aku akan mencoba membuat kalian tahu bagaimana caraku mencintai negeri ini, mencintai baik dan buruknya. Aku terlahir di negeri ini. Aku tumbuh dan menghirup udara di negeri ini, begitu juga sekitar dua ratus juta penduduk Indonesia yang lain. Ketika aku lahir, Indonesia masih dipimpin seorang “Bapak Pembangunan” yang katanya memberikan banyak perubahan dan kemajuan, tapi juga banyak meninggalkan hutang bagi Indonesia. Tapi aku tak peduli, aku mulai merasakan cinta pada negeri ini mulai tumbuh sejak hari pertama aku melihat dunia. Inilah negeriku, tempat hidungku menghirup udara pertamanya atau tempat tangisku pertama kali pecah. Dan aku mencintainya, dengan tertah

Great People Scholarship Program Telkom 2019 -

 --continued from previous post-- Oke jadi dimulailah tahap seleksi beasiswa GPSP dari perusahanku Telkom Indonesia. Hal pertama yang bikin aku cukup gak pede dan stres adalah waktu persiapan yang super sempit. Jadi, dari tanggal rilis nota dinasnya, aku harus menyiapkan proposal studi yang akan disubmit dan dibawa dalam waktu kruang lebih 4 hari apa 3 hari yah lupa. Jadi aku inget weekend itu aku bener bener scroll2 jurusan kampus dan bikin proposal study selama dua hari Sabtu-Minggu. Hari Seninnya, aku harus berangkat ke Bandung untuk tes. Dan aku berangkat ke Bandung bareng sama bebeb Pome sahabatcuuu Step pertama : Bikin proposal Studi  Selama nyusun proposal studi aku agak terburu buru dan gatau mau nulis apa. Ini mirip mirip dengan motivation letter atau personal statement kalau kita mau apply beasiswa atau apply kampus di luar Negeri untuk S2. Bedanya di seleksi Telkom ini dia minta dua halaman dan harus menjelaskan manfaatnya buat Telkom itu apa ketika kita sudah balik dari sek