Skip to main content

my kind of things

Setelah jam kerja yang sangat bikin mata merah berair dan kepala pusing karena harus membuka excel dan website kerjaan berganti-gantian secara terus menerus, gue akhirnya membuka blog kesayangan gue ini lagi ini, di dalam bus kota, di tengah kemacetan sudirman, lewat hp,demi menulis blog

post terakhir entah kapan, mungkin beberapa minggu yang lalu, saat gue masih ojt. Sekarang gue sudah menjadi calon pegawai, setingkat lebih naik, banyak bertambah kerjaan, walau tetap tidak sesibuk itu juga. Gue, finally, menjadi calon pegawai di sebuah kantor di Jakarta Selatan, Kebayoran Baru lebih tepatnya. Kantor yang cukup jauh dari tempat tinggal gue. that's why now I am stuck in the middle of traffic in Jakarta. I get to face this kind of thing every single work day, morning or evening, both are full of traffic jam.

gapapa. sabar syah.

this kind of thing makes me wake up sooo early every morning, like 4.30 a.m. And then i should sit in the bus at around 5.30 a.m. what the............... this is a sacrifice to keep living in my house and working in Jakarta. Bekasi - Jakarta isnt that far sebetulnya, cuma macetmya ya Allah. But alhamdulillahnya, gue naik bus dan bisa selalu dapat tempat duduk sehingga gue bisa menghabiskan dua jam perjalanan gue untuk tidur. My good luck. thanks.

selain cerita kemacetan , soal kerjaan juga cukup menarik untuk ditulis sebetulmya. tapi karena ini ditulis di hp dan gue paling males banget ngetik banyak di hp (because I am the queen of typo, ive fix the typo as soon as I arrived in office this morning) , gue cuma akan mengatakan beberapa hal soal kerjaan gue.

The works quite stressed me up, i feel like having no life in weekdays, so tired of getting work in a regular hours and doing the same things almost every day, but pretty good that I can have my own money which is quite more than I expected before.

ya gitulah. namanya juga kerja. kerjaan gue bukan yg bisa bikin gue jalan jalan keluar kota kesana kemari (take a photo and post it in path, BIG NO hahah), gue cuma duduk di kantor dan keliling jaksel paling jauh, jadi ya kadang gue bosan. tapi gaji cukup worth it, so what I have to do is just doing my best and getting money for my sake.

semenjak kerja inilah, gue jadi lebih sering kangen sama teman teman, sama kampus, sama  jalan jalan bareng, karokean, naik gunung, and all the good things yang gue lakukan semasa kuliah atau sma dulu. that's why, pas weekend gue akan menyempatkan ketemu temem temen sekedar cuma buat ketawa tawa, makan atau karokean, dan buang buang uang gaji gue lol.

And my last weekend was soo fuun!
 gue ketemu anak kons, ketemu tita ina, bareng bareng. I called them my Bons family. since when ? who cares lah hahah. intinya I had so muach fun, i miss them, i wanna stay with them because they make me feel young and more energetic, just like we were in college. I love it.

beside those having fun things, we made such a farewell for dante who would go to Lampung for work. it's so sad for me. It is hard to stay apart from your family, but you get to face it . 

Karena sekarang kita sudah dewasa dan harus menjadi dewasa, dan bekerja adalah salah satu langkah menuju dewasa itu. Bekerja keras untuk kehidupan masa depan dan membahagiakan keluarga. 

dan kita, pada akhirnya mulai memasuki dunia orang dewasa itu, dengan atau tanpa merantau. dan gue yakin, yang merantau pasti akan lebih cepat dewasa karena mereka benar-benar harus memenuhi their own living, alone.

 tapi satu hal sih, penting banget buat gue,

menjadi dewasa bukan berarti kita sanggup berdiri sendiri, sukses dan kaya sendiri, sampai kapanpun orang dewasa sehebat apapun pasti butuh sahabat untuk mengeluh dan berbagi kisah.

 saat kisah ku sukses, atau gagal, aku berharap sahabat bons family ini masih ada untuk mendemgar kisahku nanti.

 duh jadi mellow. udh deh. intinya. we have to love our works, friends. and life.

maaf typo banyak, grammar eror banyak.

bay. aisyah ngantuk. saatnya tidur

[updated]
Ive told you a lot about these girls. My fav girls.

The boys who live under the same roof (the Kons), later I'll write about them completely.

 


.

Comments

Popular posts from this blog

Sebuah Pilihan.

“Berbahagia dan berusaha bahagiakan orang lain.” Motto hidup sederhana inilah yang membuat saya berani mendaftarkan diri ke IME 2012. Sederhana saja. Awalnya, saya hanya ingin mencari kebahagiaan saya sendiri dengan berorganisasi, mencari banyak pengalaman serta teman, dan membahagiakan orang lain (teman-teman sesama mahasiswa) dengan ikut IME sebagai organisasi yang mewadahi kegiatan mereka semua. Tapi mengapa saya memilih membahagiakan orang lain melalui bidang PSDM?  Kata orang kebanyakan, PSDM adalah bidangnya orang-orang yang mau berpikir dan mau susah-susah untuk mengurusi orang lain. Dan saya juga tidak dapat memungkiri itu karena bidang inilah yang mau repot-repot mengurusi dan membimbing saya dan 117 teman saya saat masa bimbingan dulu. Ah kerajinan sekali, begitu pikir saya dulu.    Tapi saat masa adaptasi dunia kampus dulu, saya dibuat semakin menyadari bahwa mahasiswa adalah segerombolan manusia yang punya banyak kelebihan di dalam dirinya yang bisa membaw

Aku cinta padamu, Indonesia

Indonesia, sebuah negeri dengan segala keelokan dan pesona. Negeri di tenggara Asia   yang patut dipertanyakan: seberapa besar cinta rakyatnya kepadanya? Aku mungkin hanyalah seorang biasa, tapi aku akan mencoba menggambarkan seberapa besar cintaku kepada negeri ini melalui rangkaian kata sederhana ini. Atau mungkin, aku akan mencoba membuat kalian tahu bagaimana caraku mencintai negeri ini, mencintai baik dan buruknya. Aku terlahir di negeri ini. Aku tumbuh dan menghirup udara di negeri ini, begitu juga sekitar dua ratus juta penduduk Indonesia yang lain. Ketika aku lahir, Indonesia masih dipimpin seorang “Bapak Pembangunan” yang katanya memberikan banyak perubahan dan kemajuan, tapi juga banyak meninggalkan hutang bagi Indonesia. Tapi aku tak peduli, aku mulai merasakan cinta pada negeri ini mulai tumbuh sejak hari pertama aku melihat dunia. Inilah negeriku, tempat hidungku menghirup udara pertamanya atau tempat tangisku pertama kali pecah. Dan aku mencintainya, dengan tertah

Great People Scholarship Program Telkom 2019 -

 --continued from previous post-- Oke jadi dimulailah tahap seleksi beasiswa GPSP dari perusahanku Telkom Indonesia. Hal pertama yang bikin aku cukup gak pede dan stres adalah waktu persiapan yang super sempit. Jadi, dari tanggal rilis nota dinasnya, aku harus menyiapkan proposal studi yang akan disubmit dan dibawa dalam waktu kruang lebih 4 hari apa 3 hari yah lupa. Jadi aku inget weekend itu aku bener bener scroll2 jurusan kampus dan bikin proposal study selama dua hari Sabtu-Minggu. Hari Seninnya, aku harus berangkat ke Bandung untuk tes. Dan aku berangkat ke Bandung bareng sama bebeb Pome sahabatcuuu Step pertama : Bikin proposal Studi  Selama nyusun proposal studi aku agak terburu buru dan gatau mau nulis apa. Ini mirip mirip dengan motivation letter atau personal statement kalau kita mau apply beasiswa atau apply kampus di luar Negeri untuk S2. Bedanya di seleksi Telkom ini dia minta dua halaman dan harus menjelaskan manfaatnya buat Telkom itu apa ketika kita sudah balik dari sek