Skip to main content

mumbling again

#whileplaying : Good Riddance (Time of Your Life )- Green Day

Banyak hal-hal yang terjadi dalam hidup kita. Banyak hal yang selalu kita risaukan dalam hidup kita. Banyak hal yang sulit yang sudah kita lalui juga. Dan banyak hal ajaib dan bahagia yang, entah bagaimana caranya, bisa kita lewati sampai saat ini. Banyak yang harus disyukuri. Banyak juga yang disesali.

Hari ini, gue tiba tiba niat untuk ngeblog, karena gue teringat bahwa hari ini tepat setahun yang lalu, gue menghadapi sidang skripsi gue. Hari bersejarah dimana seorang Aisyah dinyatakan lulus sebagai mahasiswa Teknik Elektro UI. Hari dimana gue, untuk pertama kalinya, pake rok blazer dan sepatu heels ke kampus. Dan hari dimana semua keresahan gue dalam setahun terakhir seolah lepas dari diri gue. One of my favourite days ! Dan untuk hari ini, setahun yang lalu, gue merasa harus sangat beryukur sekarang. 

Dan kalau diingat, sudah setahun sejak gue selesai sidang skripsi. Terus gue jadi mikir, udah setahun! Gue udah jadi apa yah dalam setahun ini, sejak pembimbing skripsi gue ngucapin selamat dan berfoto bersama karena semua jerih payah penelitian skripsi selesai. Ternyata gue gak jadi lanjut kuliah biomedik dan atau kerja di rumah sakit atau lembaga riset untuk bantu nyembuhin orang lewat teknologi yang gue pelajari, apalagi ketemu jodoh seorang dokter yang kerja di rumah sakit yang sama, haha. sama sekali gak gitu, padahal mungkin hari itu, setelah mati-matian riset tentang Microwave Imaging, gue pikir gue akan lanjut hal-hal per-biomedik-an ini . Ternyata setahun ini, tidak seperti rencana awal, dan gue jadi ketawa sendiri, ngetawain diri sendiri. haaf

Setahun ini juga banyak banget rencana untuk tetap ketemu sama teman-teman minimal sebulan sekali mau arisan, atau dua bulan sekali mau makan bareng, atau mau sering-sering nengokin kampus dan ngumpul. Dan rencana berubah wacana adalah keahlian dasar manusia pada zaman ini. Ternyata kesibukan pasca kampus super bikin susah ketemu sana sini, boro-boro masih mau ngurusin hal-hal 'perkampusan' , untuk sekedar chat rutin aja sekarang mulai terasa susah. Beberapa grup watsap mulai sepi, meski ada juga yang tetep rame, beberapa teman mulai tidak terjangkau keberadaannya, dan bla bla bla. 

seorang teman mengingatkan gue, bahwa : Friends come and go. But life must go on.  
huff. 
dan yap, setiap pertemuan pasti ada perpisahan. Sebaik apapun seorang teman, pasti akan ada saat saatnya jauh, pisah, dan susah ketemu. Dan ada saatnya, kita harus kembali mencari teman baru, mencari kegiatan baru, dan beradaptasi lagi . Karena ya hidup masih panjang, perjalanan masih jauh, dan perjuangan masih harus dilalui dengan sebaik mungkin. Ya kan?

Banyak yang berubah setahun ini, banyak yang datang dan pergi, banyak yang baru dan penuh kejutan, banyak yang harus diperjuangkan. Banyak hal yang masih harus dikerjakan. Seperti menyusun jadwal bukber yang mulai banyak disuarakan di grup grup watsap dan line dan telegram. Dan semoga gak wacana. Karena yang berubah jadi wacana itu bisa bikin hubungan jadi makin renggang, entah kenapa. 

oiya, dan mungkin tulisan ini dibaca sama sama adek-adek gue 2012, semangat yah menghadapi waktu waktu sidang skripsinya! kelak kalian akan bersyukur telah mengalami fase ini dan ini akan jadi salah satu momen terbaik kalian.

next post gue harus bikin tulisan yang lebih bermutu kayaknya. 

yaudah segitu dulu aja, 
udah mau jam 21.00
ada janjian mau main werewolf sama salah satu grup yang gak pernah sepi, 
dan semoga janjian nya gak wacana. 
lol.

11 Juni 2016
-Aisyah
 

Comments

Popular posts from this blog

Sebuah Pilihan.

“Berbahagia dan berusaha bahagiakan orang lain.” Motto hidup sederhana inilah yang membuat saya berani mendaftarkan diri ke IME 2012. Sederhana saja. Awalnya, saya hanya ingin mencari kebahagiaan saya sendiri dengan berorganisasi, mencari banyak pengalaman serta teman, dan membahagiakan orang lain (teman-teman sesama mahasiswa) dengan ikut IME sebagai organisasi yang mewadahi kegiatan mereka semua. Tapi mengapa saya memilih membahagiakan orang lain melalui bidang PSDM?  Kata orang kebanyakan, PSDM adalah bidangnya orang-orang yang mau berpikir dan mau susah-susah untuk mengurusi orang lain. Dan saya juga tidak dapat memungkiri itu karena bidang inilah yang mau repot-repot mengurusi dan membimbing saya dan 117 teman saya saat masa bimbingan dulu. Ah kerajinan sekali, begitu pikir saya dulu.    Tapi saat masa adaptasi dunia kampus dulu, saya dibuat semakin menyadari bahwa mahasiswa adalah segerombolan manusia yang punya banyak kelebihan di dalam dirinya ya...

Great People Scholarship Program Telkom 2019 -

 --continued from previous post-- Oke jadi dimulailah tahap seleksi beasiswa GPSP dari perusahanku Telkom Indonesia. Hal pertama yang bikin aku cukup gak pede dan stres adalah waktu persiapan yang super sempit. Jadi, dari tanggal rilis nota dinasnya, aku harus menyiapkan proposal studi yang akan disubmit dan dibawa dalam waktu kruang lebih 4 hari apa 3 hari yah lupa. Jadi aku inget weekend itu aku bener bener scroll2 jurusan kampus dan bikin proposal study selama dua hari Sabtu-Minggu. Hari Seninnya, aku harus berangkat ke Bandung untuk tes. Dan aku berangkat ke Bandung bareng sama bebeb Pome sahabatcuuu Step pertama : Bikin proposal Studi  Selama nyusun proposal studi aku agak terburu buru dan gatau mau nulis apa. Ini mirip mirip dengan motivation letter atau personal statement kalau kita mau apply beasiswa atau apply kampus di luar Negeri untuk S2. Bedanya di seleksi Telkom ini dia minta dua halaman dan harus menjelaskan manfaatnya buat Telkom itu apa ketika kita sudah balik...

Aku cinta padamu, Indonesia

Indonesia, sebuah negeri dengan segala keelokan dan pesona. Negeri di tenggara Asia   yang patut dipertanyakan: seberapa besar cinta rakyatnya kepadanya? Aku mungkin hanyalah seorang biasa, tapi aku akan mencoba menggambarkan seberapa besar cintaku kepada negeri ini melalui rangkaian kata sederhana ini. Atau mungkin, aku akan mencoba membuat kalian tahu bagaimana caraku mencintai negeri ini, mencintai baik dan buruknya. Aku terlahir di negeri ini. Aku tumbuh dan menghirup udara di negeri ini, begitu juga sekitar dua ratus juta penduduk Indonesia yang lain. Ketika aku lahir, Indonesia masih dipimpin seorang “Bapak Pembangunan” yang katanya memberikan banyak perubahan dan kemajuan, tapi juga banyak meninggalkan hutang bagi Indonesia. Tapi aku tak peduli, aku mulai merasakan cinta pada negeri ini mulai tumbuh sejak hari pertama aku melihat dunia. Inilah negeriku, tempat hidungku menghirup udara pertamanya atau tempat tangisku pertama kali pecah. Dan aku mencintainya, dengan te...