Skip to main content

Excel Engineer (?)

Hai sarjana muda, gue mau berbagi cerita sedikit tentang kerjaan gue di kantor. Waktu gue ketemu junior-junior gue di kampus dulu, mereka banyak bertanya : Kak, kerja di bagian apa? Kerjaannya ngapain aja kak disana? Susah gak kak ? Pelajaran apa yang paling banyak kepakai disana? dan sebagainya.

Pertanyaan-pertanyaan tentang kerjaan ini bikin gue ketawa sendiri di dalam hati. well, let me answer the questions by this post yah.

Gue lulusan teknik elektro, dari kampus Negeri ternama di Indonesia, peminatan gue dulu adalah telekomunikasi, khususnya biomedical engineering. Gue lulus sebagai sarjana teknik, that means I should be an engineer. Tapi kenyataan memang gak selalu sama dengan apa yang diharapkan. Sekarang gue bekerja di perusahaan telekomunikasi (which was I hope that I could be such an telco engineer here). But the reality is, now I am working as an officer who try to make a good report and presentation every day. Hahha

Jadi di sebuah perusahaan, selalu dibutuhkan pengolahan data dan presentasi yang baik untuk ditampilkan. Dan begitu juga di perusahaan tempat gue bekerja sekarang. Gue kebetulan ditempatkan di bagian Akses, tapi kerjaan gue gak terlalu banyak di masalah jaringan, justru lebih banyak di bagian evaluasi dan data management. Jadi, gue tidak terlalu banyak terjun ke lapangan untuk melihat langsung permasalahan, just like the engineers do. Tapi gue lebih banyak di office, dan mengerjakan pekerjaan serabutan yang, end up in EXCEL !

Jadi pada akhirnya, yang gue kerjakan sehari-hari, lebih banyak berkutat di Excel dan sekitarnya. Yah paling ada 5-10% hal teknis yang dikerjakan, ada 5-10% IT tools, but the rest is all about Excel and how good I am in using all of the toolbars and menu of MS Ecxcel.

 LOL LOL LOL. 

Sebetulnya mungkin ini karena, gue kerja di BUMN besar kali yah sesungguhnya, yang mana semua bagian teknis pekerjaan sudah diambil alih oleh anak perushaaannya. Sehingga pekerjaan teknis gak lagi kita yang handle sendiri.  Jadi pekerjaan lebih banyak di pengolahan data dan evaluasinya aja. Meskipun demikian, pekerjaan ini juga banyak bikin belajar sebetulnya, jadi tau seluk beluk evaluasi kinerja dan performansi unit masing-masing dan jadi bikin tau jelek-jeleknya perusahaan, somehow. Dan jadi bikin berpikir berkali-kali whether stay or leave. (well I'll talk about this one later lah ya).

This isnt that bad sebetulnya. Tapi yah, somehow I just laugh at my self, remembering the hardship that I get when I did my Skripsi. Sekarang? semua itu hanyalah hal yang benar-benar gak kepake lagi since I am working in my current company. hahha jadi suka sedih sendiri karena gue gak nyari pekerjaan yang benar-benar sesuai sama major jurusan gue. Dan gue tidak merencanakan dengan matang masa depan gue. 

Jadi, buat adik adik yang masih kuliah, kalian harus benar-benar tau mau kerja dimana, mau jadi apa, jadi ilmu yang kalian pelajari di kuliah sekarang bisa benar-benar diaplikasikan. Jangan sampai kalian kayak gue, yang terlalu mengikuti arus kehidupan dan tidak merencanakan masa depan gue dari dulu dulu. Emang sih belum telat buat gue untuk mengejar apa yang ingin gue kejar, tapi mungkin ada pengorbanan yang harus gue lakukan sebagai konsekuensi. That's oke, gue lagi merencanakan kembali hidup gue. Dan gak ada kata 'telat' for catching up dreams. 

So, wish me best of luck ! 
-aisyah-
 


Comments

Popular posts from this blog

Sebuah Pilihan.

“Berbahagia dan berusaha bahagiakan orang lain.” Motto hidup sederhana inilah yang membuat saya berani mendaftarkan diri ke IME 2012. Sederhana saja. Awalnya, saya hanya ingin mencari kebahagiaan saya sendiri dengan berorganisasi, mencari banyak pengalaman serta teman, dan membahagiakan orang lain (teman-teman sesama mahasiswa) dengan ikut IME sebagai organisasi yang mewadahi kegiatan mereka semua. Tapi mengapa saya memilih membahagiakan orang lain melalui bidang PSDM?  Kata orang kebanyakan, PSDM adalah bidangnya orang-orang yang mau berpikir dan mau susah-susah untuk mengurusi orang lain. Dan saya juga tidak dapat memungkiri itu karena bidang inilah yang mau repot-repot mengurusi dan membimbing saya dan 117 teman saya saat masa bimbingan dulu. Ah kerajinan sekali, begitu pikir saya dulu.    Tapi saat masa adaptasi dunia kampus dulu, saya dibuat semakin menyadari bahwa mahasiswa adalah segerombolan manusia yang punya banyak kelebihan di dalam dirinya ya...

Great People Scholarship Program Telkom 2019 -

 --continued from previous post-- Oke jadi dimulailah tahap seleksi beasiswa GPSP dari perusahanku Telkom Indonesia. Hal pertama yang bikin aku cukup gak pede dan stres adalah waktu persiapan yang super sempit. Jadi, dari tanggal rilis nota dinasnya, aku harus menyiapkan proposal studi yang akan disubmit dan dibawa dalam waktu kruang lebih 4 hari apa 3 hari yah lupa. Jadi aku inget weekend itu aku bener bener scroll2 jurusan kampus dan bikin proposal study selama dua hari Sabtu-Minggu. Hari Seninnya, aku harus berangkat ke Bandung untuk tes. Dan aku berangkat ke Bandung bareng sama bebeb Pome sahabatcuuu Step pertama : Bikin proposal Studi  Selama nyusun proposal studi aku agak terburu buru dan gatau mau nulis apa. Ini mirip mirip dengan motivation letter atau personal statement kalau kita mau apply beasiswa atau apply kampus di luar Negeri untuk S2. Bedanya di seleksi Telkom ini dia minta dua halaman dan harus menjelaskan manfaatnya buat Telkom itu apa ketika kita sudah balik...

Aku cinta padamu, Indonesia

Indonesia, sebuah negeri dengan segala keelokan dan pesona. Negeri di tenggara Asia   yang patut dipertanyakan: seberapa besar cinta rakyatnya kepadanya? Aku mungkin hanyalah seorang biasa, tapi aku akan mencoba menggambarkan seberapa besar cintaku kepada negeri ini melalui rangkaian kata sederhana ini. Atau mungkin, aku akan mencoba membuat kalian tahu bagaimana caraku mencintai negeri ini, mencintai baik dan buruknya. Aku terlahir di negeri ini. Aku tumbuh dan menghirup udara di negeri ini, begitu juga sekitar dua ratus juta penduduk Indonesia yang lain. Ketika aku lahir, Indonesia masih dipimpin seorang “Bapak Pembangunan” yang katanya memberikan banyak perubahan dan kemajuan, tapi juga banyak meninggalkan hutang bagi Indonesia. Tapi aku tak peduli, aku mulai merasakan cinta pada negeri ini mulai tumbuh sejak hari pertama aku melihat dunia. Inilah negeriku, tempat hidungku menghirup udara pertamanya atau tempat tangisku pertama kali pecah. Dan aku mencintainya, dengan te...