Skip to main content

Lebaran 2017

Lebaran tahun ini banyak cerita. Gue berlebaran di Sumedang, di kampung Ayah dari Mamih. Bingung? oke gue jelaskan haha. Ayah itu keturunan Sunda (Sumedang) dan Ende. .Kalau kalian gak tau, Ende itu ada di Nusa Tenggara Timur. Nah berhubung Ende itu jauh dan udah gak ada siapa-siapa disana, makanya tiap kali mudik, kita biasanya ke Sumedang. Mamih (ibunya Ayah) dan Mbah (ayahnya Ayah) sebetulnya tingal di Jakarta, tapi kalau lebaran biasanya di Sumedang. Jadi gak seperti biasanya, keluarga gue tahun ini udah berangkat ke Sumedang di malam takbiran. Biasanya, kita lebaran dulu di Bekasi, baru abis solat Ied dan salam-salaman sama tetangga, kita jalan ke Sumedang.
Tahun ini kita lebaran di Sumedang langsung.

Jalanan biasanya super macet. Tapi super aneh banget, tahun ini jalanan sama sekali gak macet. Kosong melompong. Sampai bingung. Ke Bandung yang biasanya macet banget kalau pas libur lebaran, gak libur aja macet, tahun ini super kosong. Dari Bandung ke Sumedang, yang biasanya Nangor rame, ini juga kosong. Kalau kata ibu, jadi gak berasa lebarannya. Kurang dari 5 jam, udah sampai Darmaraja, Sukaratu, Sumedang. Rumah mamih dan mbah.

Lebaran selalu seru di Sumedang. Ramai. Rumah mamih di Sumedang itu udah kayak rumah semua orang warga kampung sana. Jadi, tiap saat selalu ada orang yang datang, silaturahmi, maaf-maafan. Dari yang kenal, sampai yang cuma ketemu di masjid pas solat ied, semuanya bisa aja datang ke rumah. Ngobrol, makan, haha hihi, abis itu pulang. Hari pertama lebaran, super rame. Tamu-tamu datang dan pergi.

Di Sumedang, gue selalu merasa bahwa waktu berjalan sangat amat lama. Dan gak cuma gue yang ngerasa gitu, seluruh keluarga gue, ngerasa hal yang sama. Kalau di rumah, di Jakarta di Bekasi, waktu itu cepet banget. Kalau lagi di Sumedang, time flies so slow. Kadang kita sampai capek tidur tiduran, tidur beneran, main ini itu, dan bahkan belum jam 2 siang.

Tahun ini, hari kedua lebaran, gak cuma tidur-tiduran dan main kartu, main burung, kayak biasanya. Kita pergi ke gunung. Jadi salah satu Om gue punya rumah dan kebun dan peternakan domba di atas gunung sana. Dan, kita harus naik mobil pick up ke atas sana. Jadilah, gue sekeluarga, mbah mamih, sepupu dan uwa uwa gue naik mobil pick up buat berkunjung ke rumah baru Om gue di gunung. Super seru dan super serem. Jalanannya gak nyantai, mobil pickup yang gak terlalu besar harus mengangkut hampir 20 orang. Excited. Tapi takut kejungkir juga. Sampai di beberapa titik, kita harus diangkut dua kali karena gak kuat pickup nya. hahah seru banget. Dan lebih seru pas sampai diatas, karena bisa liat ternah domba yang banyak, kebun Jabon yang luas, dan rumah minimalis punya Om gue. So refreshed. Impian banget, punya rumah diatas gunung, kebun yang luas, peternakan, dan bisa menghabiskan masa tua disana sama pasangan. Tenang dan chill.

Lebaran tahun ini asik dan selalu ramai kayak biasanya. Dan akan lebih ramai lagi karena dalam dua hari ini akan ada kumpul keluarga besar Rendusara. Dan well, gatau bakalan kayak gimana ramenya, karena ini bukan cuma keluarga Mbah gue aja, tapi juga keluarga kakak-adik nya Mbah. Gonna be very very crowded pastinya hahah. so excited.


Comments

Popular posts from this blog

Sebuah Pilihan.

“Berbahagia dan berusaha bahagiakan orang lain.” Motto hidup sederhana inilah yang membuat saya berani mendaftarkan diri ke IME 2012. Sederhana saja. Awalnya, saya hanya ingin mencari kebahagiaan saya sendiri dengan berorganisasi, mencari banyak pengalaman serta teman, dan membahagiakan orang lain (teman-teman sesama mahasiswa) dengan ikut IME sebagai organisasi yang mewadahi kegiatan mereka semua. Tapi mengapa saya memilih membahagiakan orang lain melalui bidang PSDM?  Kata orang kebanyakan, PSDM adalah bidangnya orang-orang yang mau berpikir dan mau susah-susah untuk mengurusi orang lain. Dan saya juga tidak dapat memungkiri itu karena bidang inilah yang mau repot-repot mengurusi dan membimbing saya dan 117 teman saya saat masa bimbingan dulu. Ah kerajinan sekali, begitu pikir saya dulu.    Tapi saat masa adaptasi dunia kampus dulu, saya dibuat semakin menyadari bahwa mahasiswa adalah segerombolan manusia yang punya banyak kelebihan di dalam dirinya ya...

Great People Scholarship Program Telkom 2019 -

 --continued from previous post-- Oke jadi dimulailah tahap seleksi beasiswa GPSP dari perusahanku Telkom Indonesia. Hal pertama yang bikin aku cukup gak pede dan stres adalah waktu persiapan yang super sempit. Jadi, dari tanggal rilis nota dinasnya, aku harus menyiapkan proposal studi yang akan disubmit dan dibawa dalam waktu kruang lebih 4 hari apa 3 hari yah lupa. Jadi aku inget weekend itu aku bener bener scroll2 jurusan kampus dan bikin proposal study selama dua hari Sabtu-Minggu. Hari Seninnya, aku harus berangkat ke Bandung untuk tes. Dan aku berangkat ke Bandung bareng sama bebeb Pome sahabatcuuu Step pertama : Bikin proposal Studi  Selama nyusun proposal studi aku agak terburu buru dan gatau mau nulis apa. Ini mirip mirip dengan motivation letter atau personal statement kalau kita mau apply beasiswa atau apply kampus di luar Negeri untuk S2. Bedanya di seleksi Telkom ini dia minta dua halaman dan harus menjelaskan manfaatnya buat Telkom itu apa ketika kita sudah balik...

Aku cinta padamu, Indonesia

Indonesia, sebuah negeri dengan segala keelokan dan pesona. Negeri di tenggara Asia   yang patut dipertanyakan: seberapa besar cinta rakyatnya kepadanya? Aku mungkin hanyalah seorang biasa, tapi aku akan mencoba menggambarkan seberapa besar cintaku kepada negeri ini melalui rangkaian kata sederhana ini. Atau mungkin, aku akan mencoba membuat kalian tahu bagaimana caraku mencintai negeri ini, mencintai baik dan buruknya. Aku terlahir di negeri ini. Aku tumbuh dan menghirup udara di negeri ini, begitu juga sekitar dua ratus juta penduduk Indonesia yang lain. Ketika aku lahir, Indonesia masih dipimpin seorang “Bapak Pembangunan” yang katanya memberikan banyak perubahan dan kemajuan, tapi juga banyak meninggalkan hutang bagi Indonesia. Tapi aku tak peduli, aku mulai merasakan cinta pada negeri ini mulai tumbuh sejak hari pertama aku melihat dunia. Inilah negeriku, tempat hidungku menghirup udara pertamanya atau tempat tangisku pertama kali pecah. Dan aku mencintainya, dengan te...