Skip to main content

Writing a Poem for Wedding Gift

So i really like writing poems. cheesy one, dramatic one, or critical one. I like all of the kinds of poems. Suka banget sama puisi dari entah umur berapa udah mulai nulis puisi. Sebenernya sih dulu awal sukanya karena  Poems are simple to read, hard to understand. keren aja menurut gue. 

Nah, selama ini gue cuma bikin puisi buat diri sendiri aja. Paling jauh dikirim ke lomba-lomba pas SMA, atau paling sweet ngasih ke orang yang kita anggap keren atau yang emang lucu aja buat dibikin puisi. Biasanya puisinya deskriptif banget tentang satu orang tersebut. Poems help me describe people, or things.  Nah, dulu beberapa kali pernah ngasih hadiah ulang tahun ke temen itu puisi, somehow bikin touched dan emang gak punya duit sih buat beli kado mahal-mahal. hahah, sorry my friend. 

Soal nulis puisi, baru baru ini gue punya pengalaman super menarik. Jadi, one of my sister in IWP25 is getting married. Untuk hadiah pernikahannya, kita kayak pingin setiap orang di 25 dapat plakat masing-masing, bentuknya Wall Climbing dan dimintalah gue untuk nulis puisi di plakat itu. Puisinya bakalan dicetak disitu. Gue terkenal suka bikin puisi sih, tapi gue gak pernah yakin puisi gue bagus juga wk. Agak gak pede buat nulis puisi, yang bakalan ditaro di plakat, yang akan dikasih jadi hadiah nikahan, belum pernah sama sekali bikin puisi tentang nikahan. Bingung. Tapi saudara saudara gue di 25 lebih bingung lagi kalau gue gak mencoba bantu bikin puisi. So I spare my time and my mind to write such a lovely poem for  this wedding gift. 

Pertama, I just think about my sister, Purwhita yang mau nikah . What we'd beeN through together for all this time. Dan bla bla bla sampai terbitlah puisi ini. Dan yaay, alhamdulillah Whita seneeeng banget sama hadiahnya dan sama puisinya. Sebahagia itu, dapat pengakuan atas karya dari orang yang kepadanya kita tujukan karya itu. Terharu. Jadi seneng dan jadi mau coba lagi kalau ada yang mau dibikinin puisi, siapa tau cocok. haha. *jadi berpikir nulis puisi ternyata bisa di bisnisin , dan karya gue dapat pengakuan* Alhamdulillah.

Last, tentang pernikahan Whita. Gue super terharu ngeliat one of my jungle princess already married. Dulu kita masih sama sama bocah, naik gunung, nyasar di papandayan sampai panik banget, sekampus dan tawa tiwi terus, tapi sekarang Whita udah nikaaah ! She's the first in my brother-sister-hood of IWP25 yang nikah. Dan jadi seru banget ngebayangin, next kalau kita naik gunung bareng lagi, masing-masing bawa pasangannya. Super ramaaii. Gemas. Jadi gak sabar nunggu siapa lagi ya yang akan nikah abis ini....

oya, terus mereka pada bingung kalau nanti gue nikah, yang bikin puisi siapa... haha


ini puisi yang buat Whitaa...



Diantara kita terikat rasa

Pahit getir dan cerca
Manis penuh canda
Bau basah tanah bicara
Dingin gunung berudara

Seringkali senyummu merona
Ragumu melonjak duka
Bersama gejolak buangan sisa
Berteman ketinggian kau tersiksa

Bibirmu tak pernah begitu merahnya
Seperti kini kau bahagia

Sedang semesta ajakmu cengkrama
Yang kau balas dengan cinta
Kami sambung dengan doa

Agar jelma kau gadis kelana
jadi permaisuri raja,
secantik nuansa 
senama Purwhita..





Here we are, IWP 25 plus Plakat bentuk Wall yang dipegang pengantin

Ngiri kan ? makanya nikah buruan gengs, eh. haha dont take it seriously, jodoh udah ada yang ngatur kok kapan datangnya.


love and cheers,
Aisyah






Comments

Popular posts from this blog

Sebuah Pilihan.

“Berbahagia dan berusaha bahagiakan orang lain.” Motto hidup sederhana inilah yang membuat saya berani mendaftarkan diri ke IME 2012. Sederhana saja. Awalnya, saya hanya ingin mencari kebahagiaan saya sendiri dengan berorganisasi, mencari banyak pengalaman serta teman, dan membahagiakan orang lain (teman-teman sesama mahasiswa) dengan ikut IME sebagai organisasi yang mewadahi kegiatan mereka semua. Tapi mengapa saya memilih membahagiakan orang lain melalui bidang PSDM?  Kata orang kebanyakan, PSDM adalah bidangnya orang-orang yang mau berpikir dan mau susah-susah untuk mengurusi orang lain. Dan saya juga tidak dapat memungkiri itu karena bidang inilah yang mau repot-repot mengurusi dan membimbing saya dan 117 teman saya saat masa bimbingan dulu. Ah kerajinan sekali, begitu pikir saya dulu.    Tapi saat masa adaptasi dunia kampus dulu, saya dibuat semakin menyadari bahwa mahasiswa adalah segerombolan manusia yang punya banyak kelebihan di dalam dirinya ya...

Great People Scholarship Program Telkom 2019 -

 --continued from previous post-- Oke jadi dimulailah tahap seleksi beasiswa GPSP dari perusahanku Telkom Indonesia. Hal pertama yang bikin aku cukup gak pede dan stres adalah waktu persiapan yang super sempit. Jadi, dari tanggal rilis nota dinasnya, aku harus menyiapkan proposal studi yang akan disubmit dan dibawa dalam waktu kruang lebih 4 hari apa 3 hari yah lupa. Jadi aku inget weekend itu aku bener bener scroll2 jurusan kampus dan bikin proposal study selama dua hari Sabtu-Minggu. Hari Seninnya, aku harus berangkat ke Bandung untuk tes. Dan aku berangkat ke Bandung bareng sama bebeb Pome sahabatcuuu Step pertama : Bikin proposal Studi  Selama nyusun proposal studi aku agak terburu buru dan gatau mau nulis apa. Ini mirip mirip dengan motivation letter atau personal statement kalau kita mau apply beasiswa atau apply kampus di luar Negeri untuk S2. Bedanya di seleksi Telkom ini dia minta dua halaman dan harus menjelaskan manfaatnya buat Telkom itu apa ketika kita sudah balik...

Aku cinta padamu, Indonesia

Indonesia, sebuah negeri dengan segala keelokan dan pesona. Negeri di tenggara Asia   yang patut dipertanyakan: seberapa besar cinta rakyatnya kepadanya? Aku mungkin hanyalah seorang biasa, tapi aku akan mencoba menggambarkan seberapa besar cintaku kepada negeri ini melalui rangkaian kata sederhana ini. Atau mungkin, aku akan mencoba membuat kalian tahu bagaimana caraku mencintai negeri ini, mencintai baik dan buruknya. Aku terlahir di negeri ini. Aku tumbuh dan menghirup udara di negeri ini, begitu juga sekitar dua ratus juta penduduk Indonesia yang lain. Ketika aku lahir, Indonesia masih dipimpin seorang “Bapak Pembangunan” yang katanya memberikan banyak perubahan dan kemajuan, tapi juga banyak meninggalkan hutang bagi Indonesia. Tapi aku tak peduli, aku mulai merasakan cinta pada negeri ini mulai tumbuh sejak hari pertama aku melihat dunia. Inilah negeriku, tempat hidungku menghirup udara pertamanya atau tempat tangisku pertama kali pecah. Dan aku mencintainya, dengan te...