Skip to main content

RINJANI (3726 Mdpl), tentang Menaklukkan Diri Sendiri

Lombok adalah sebuah pulau yang sangat amat gue idamkan seumur hidup gue. Gue jatuh cinta sama Lombok sejak pertama kali ayah gue cerita soal gunung Rinjani, which its name become my older sister's name. Karena itu gue selalu penasaran buat naik kesana dan melihat langsung Rinjani. Daaan alhamdulillah setelah merencanakan dan mewacanakan dari cukup lama, akhirnya, gue dan empat temen jagoan gue, Rizal, Yusri, Ozy, dan Ari pun menginjakkan kaki di Rinjani. 

16 September 2017
Day 1 : Rinjani, here we come~

Setelah preparation yang agak mepet dan gak terlalu banyak, hari keberangkatan pun tiba. Dan ini pertama kalinya gue akan naik gunung dengan 4 cowok yang notabenenya adalah temen main kuliah, bukan temen daki. Dan di bandara, mereka udah bikin gue panik karena sampe menit terakhir mau boarding, mereka belum muncul juga. Gue udah di pesawat, mereka baru naro bagasi. Hampir aja, perjalanan ke Lombok ini failed karena mereka ketinggalan pesawat. But men always have reasons to laugh gue rasa, mereka masuk pesawat sambil tetep ketawa tawa, santai. Well, yang penting gak telat dan bisa jalan ke LOMBOK!!! 
Ozy-Aisyah-Rizal-Arie-Yusri

Sampai di Lombok International Airport, kita langsung disambut sama Pak Supir yang udah disewa seharga 600rb rupiah sekali jalan untuk nganter kita ke Sembalun, pintu masuk Rinjani. Carrier ditaro di belakang, dan kita memulai perjalanan darat sekitar 3 jam ke arena Taman Nasional Gunung Rinjani. Perjalanan cukup bikin ngantuk dan panasss. Udara Lombok ternyata kering dan panas. Namun hawa dingin mulai terasa ketika memasuki area pegunungan Rinjani. Dan it was so amazing view. Deg degan akuu sepanjang perjalanan kyaa mau sampai Rinjani ku deg degan sekali.

Here I come to see your beauty, Rinjani


view dari mobil

Sekitar jam 4an, kami sampai di rumah orang yangmenyewakan jasa porter dan transportasi untuk kami dari Bandara ke kawasan Rinjani. Disinilah kami bertemu dengan porter yang akan menemani kami selama pendakian, Pak Arju. Pak Arju ini memang sehari hari bekerja sebagai porter untuk pendaki di Rinjani. Jadi tugas porter itu adalah bawa barang maksimal 25 kg, mendirikan tenda, lalu masak buat kami selama pendakian. Sehari jasa porter ini seharga 175rb rupiah saja per hari. Untuk kami yang dibagi berlima, biaya segitu jadi cukup murah. Selesai urusan administrasi dan packing barang yang mau dibawain sama porter, yang ternyata bawa barangnya pakai panggulan, kami pun lanjut ke pintu masuk Rinjani naik pick up, yang disewa seharga 150rb rupiah. Pintu masuk yang kami tuju melewati jalan yang cukup terjal dan seru, serta berdebu. Pintu masuknya ternyata bukan lewat basecamp sembalun kayak yang biasa orang lalui, tapi ini agak lebih keatas, sehingga kami tidak lewat pos pendakian, namun jalur ini memotong agak cepat menuju ke Pos 1.

rasanya gak naik gunung, kalau belum naik pickup/truk 
sebelum mulai jalan , muka masih semangat :D 

Sekitar jam 17.00an, kami memulai pendakian. Jalanan masih agak landai dan kami pun berjalan perlahan sambil mengagumi pemandangan yang seperti padang luas jarang pohon. Gunung ini beda sama gunung gunung di Jawa yang biasanya bentuknya hutan. Rinjani lebih banyak padang dan bukit terbuka nya, jarang pohon, dan gersang karena kami mendaki di musim kemarau. Target kami adalah sampai ke Pos 2 hari ini . Gue pun mulai engap dari awal mulai jalan, been long time not hiking, dan kali ini nanjak terasa berat. Tapi karena jalur yang masih belum terlalu mendaki, nafas masih bisa diatur dan jalan masih lancar walau lamban haha.



Sekitar jam set 8 malam, kami pun sampai di pos 2. Tenda kami sudah berdiri, thanks to Pak Arju. Lelah sekali rasanya hari itu, dari Jakarta langsung jalan sampai Pos 2 Rinjani. But grateful, untuk bintang, langit, tanah, tenda dan makanan malam itu yang sudah lama banget kurindukan. Meski harus sambil disuruh cuci piring habis makan karena diospek mau jadi anggota Paler (hhh kzl), gapapa ku tetap bahagia bisa tidur di tenda lagi di gunung ramai ramai. Lelah, ngobrol bentar sehabis makan, lalu tidur, besok harus bangun pagi dan perjalanan sesungguhnya baru akan mulai. 

17 September 2017
Day 2- Tujuh Bukit Penyesalan dan Aku yang Menua

Hari ke 2! Super excited bangun tidur. Sholah shubuh dingin dingin, dan lihat langit pagi di Rinjani. Ditambah hari itu gue ulang tahun yeaay, ulang tahun di Rinjani, jauh dari keluarga tapi dekat dengan alam yang selalu diimpikan. Deep inside my heart, hari itu gue bersyukur banget. 

pose ala ala boyband

hari itu resmi 24 tahun~
cover album- Rinjani
Perjalanan pun dimulai lagi sekitar jam 7.30 pagi. Jalur pendakian udah mulai benar benar mendaki sekarang. Kita akan melalui yang disebut orang orang sebagai 7 bukit penyesalan. Disebut demikian karena banyak yang menyesal naik Rinjani karena ketemu bukit bukit curam yang tiada habisnya, banyak juga yang menyerah disini. Gue pun sangat amat terengah engah dan lamaaaa banget jalan disini. Semuanya tanjakan curam, semuanya tanah gersang, jarang banget pohon, dan jarang banget jalan datar. Tapi sumpaaah setiap kali nanjak dan lihat kebelakang, pemandangannya Masya Allah....
Gue yang jalannya lama, ditungguin dan diomelin Rizal kalau berhenti kelamaan karena dia jalan di belakangku, ampun zall...

my face, gosong

Rizal, yang nungguin di belakang gue 


Yusri si kaki cepat

Ri, sehat ?
Sejujurnya guys, sepanjang pendakian di bukit bukit ini, berulang kali ku istighfar, capek banget rasa mau pingsan, sakit perut maag ku sejujurnya kumat bukan main, tapi ku tak berani bilang apa apa. Ku ingin sekali menyerah, apa turun aja ya, apa udah sampai sini aja ya, ku takut ngerepotin 4 lelaki yang naik bareng aku. Mereka kuat kuat, jalannya cepet cepet, sedangkan yaa you know gue lambon pisan walau tetep jalan. Tapi setiap mikir mau nyerah, ku pikir lagi, buat apa ku jauh jauh kesini, gue yang mau, gue mau sampai puncak, sayaang uangkuu hahah, dan akhirnya gue jalan lagi, pelan pelan.  Gak salah sih emang bukit ini disebut bukit penyesalan, cocok ! Setiap capek lagi naik gunung, yang bisa motivasi diri sendiri ya kita sendiri, jadi ya semua tergantung niat kita sekuat apa.

bukit dan bukit dan bukit
Bukit demi bukit, dibantu dengan dibawain isi tas setengah sama Yusri si kuat, gue pun akhirnya bertekad lanjutin aja sampai pelawangan atas dulu, nanti baru pikirin lagi soal puncak. Yusri dan Ozy lebih sering jalan duluan sampe jauh banget di depan. Ari setengah setengah sambil nungguin juga kadang kadang. Dan Rizal masih di belakangku dengan payung ajaib dan speaker hp nya. Setelah berjalan sekitar 7 jam, kami pun akhirnya sampaai di Pelawangan 1 Rinjani. Sekitar jam 14.30an lah ya aku sampai disana. Tenda sudah diri, Yusri Ozy Ari udah leyeh leyeh di tenda. Dan aku super sedih terharu seneng sendiri akhirnya sampai juga di camp kami selanjutnya hari itu. Mau nangis, kirain gak bakalan sampai kesitu. yaaay! alhamdulillaah ya Allah, thanks to rizal yang gak ninggalin, walau dorong dorong gue terus biar cepet jalannya.
soo there we were~~ PELAWANGAN SEMBALUN!!

I see the lands, the hills, and never been this alive before.

whaat a nice view!! supeerrr baguuuusss, ngecamp di tempat yang bisa langsung liat danau segara anakan dari atas, beautiful! Masya Allah mau nangis sih, jujur gue nyangka bisa jalan sejauh itu. Dari awal udah pesimis aja dalam hati, udah mikir aneh aneh, dan sampai di Pelawangan Sembalun, yangmana adalah camp terakhir sebelum puncak, bikin gue super happy.


beautiful sunset

the silly us

my happy face, for reaching Pelawangan Sembalun!

Disini ada sumber air yang cukup besar, dan bisa buat mandi. enak sih seger, tapi karena super lemes akhirnya cuma bisa duduk di tenda, lonjorin kaki, buka pintu tenda liat danau dan nunggu sunset. And the sun set~~ MASYA ALLAAAH.

Gak ngerti lagi , ifyouguyswanttoknow, gue baru pertama kali deg degan ngeliat matahari terbenam, ngeliat langit senja dari ketinggian segitu. Mau nangis tapi malu, yaudah tahan aja. BEST BIRTHDAY GIFT dari Allah buat gue, seumur hidup gue.

Ngomong ngomong soal nangis, fyi, pas kita udah di tenda rame rame, ngobrol sana sini, gue dibikin nangis sama dua dari empat cowok yang nemenin gue ini. Another drama, maklum sensitifitas meningkat di gunung HAHA.  Turns out superr betee, sampai akhirnya maaf-maafan. Ini pelajaran berharga sih buat gue dalam sejarah pendakian gue ke gunung, bahwa kita harus sama tujuan dan harus mau membesarkan toleransi dan usaha dalam diri kita, karena kalau engga ya bisa kelar aja perjalanan tanpa hasil apapun. Gue bersyukur mereka mau membesarkan toleransi mereka dengan akhirnya membesarkan hati gue dan menunggu gue . yaay i love you guys haha!


18 September 2017- DEWI ANJANI KAMI DATAANG!!

Kita udah siap siap jam 00.30 kalau gak salah. Jadi kami mulai jalan itu sekitar jam 1.00an dini hari, kayaknya hampir set2 pagi deh. Menurut pak Arju, the porter, summit attack bakalan sampai 7 jam. Dan tim gue optimis banget kayaknya pas sunrise udah di puncak. well, gue rasa, mereka lupa kalau ada gue si lamban haha oke skip.

Perjalanan ke puncak lumayan landai, gak terlalu curam kayak summit attack nya Mahameru. Udaranya juga mendukung, gak terlalu dingin berangin, enak sebenernya buat jalan. Tapi yaa gue jalan emang lama, gue gak maksain banget karena gue takut drop dan malah harus turun. Cuma berpikir terus jalan sampai puncak, harus sampai puncak. Kali ini temen temen nan kusayang jalannya bareng bareng, jadi kita bisa sambil ngobrol, dan mereka nungguin gue, thanks guys. haha. Cuma jalan ke puncak Rinjani ini superr jaaauuuhh berpasiir. Gak sampe sampe.

Yang gue salut ada rombongan pembawa bendera yang naik sambil gotong bambu super besar dan berat untuk tiang bendera raksasa, dan mereka kuat banget daki sambil jinjing itu bambu besar. Saluuutt~ Gue yang lenggang aja engap banget rasanya. Tapi mereka masih bisa sambil ngerokok dan gak kecapekan well warlok emang selalu bikin nganga kalau ketemu di gunung.

Dan setelah menempuh perjalanan hampir 6jaman, daan setelah melewati tanjakan terakhir yang aduhaaaai jauuhhhnyoo, padahal puncak udah keliatan di depan mata, dan matahari udah agak terbit wk, gue pun akhirnya menginjakkan kaki di PUNCAK RINJANI !! *teary eyes, big applause*

The beauty from the top of Rinjani, It heals all of my sorrow and agony.

finally, Alhamdulillah Masya Allah, cant believe I can make it. makasih ya Allah, makasih rizal ozy arie yusri udah mau narik narik gue di tanjakan terakhir wkwk. Seneng bangeet bangeet pake bangeet. Salah satu impian gue akhirnya tercapai, puncak Rinjani, dan segala keindahannya. MASYA ALLAAAH, never saw a good sceneries like that before. Capeknya sekejap ilaaaaang, dan cuma pengen duduk sambil liat sekeliling, gue di 3726 Mdpl !!
for real, Puncak Rinjani!





Setelah puas foto foto, fyi di puncaknya rame beeneer, padahal pas perjalanan naik kayaknya orangnya banyak tapi biasa aja, ternyata pas kumpul di puncak, yang lahannya sempit juga buat duduk dan berdiri, orangnya ternyata penuh. Spot buat fotonya juga gantiaan dan rata rata bule, jadi kayak ada tourguidenya yang nungguin buat motoin. Alhasil foto foto kita kurang banyak yang bareng bareng, dan silaau banget jadi di foto silau silau gitu, but still too happy.

Perjalanan selanjutnya adalah perjalanan turun dari puncak ke pelawangan kembali. Dan yap, perjalanan turun dari puncak kan biasanya cepet ya, tapi ini super jauh asli haha. Rinjani ini ajaib banget, jauh banget jalannnyaaaa. Even perjalanan turun sendiri hampir 3 jam gue. Dan sepanjang perjalanan turun, INDAH BANGET !! Mungkin karena pas naik, masih gelap, kita jadi gak tau kalau jalanan nya sejauh itu dan kanan kirinya sejurang jurang itu, jadi pas turun gue masih terkagum kagum dan bangga, gilaaa tadi gue lewat jalur ini? kuat juga gue, gak nyangka haha.

cant believe i can make it

Setelah sampai di pelawangan Sembalun, kita pun makan dan istirahat sebentar sebelum lanjut lagi untuk jalan sekita jam 14.00an karena kit amau pindah camp ke Danau Segara Anak. yuhuu. Turun ke Danau Segara Anak gak terlalu jauh, tapi kita melalui jalanan jalanan yang kanan kiri jurang, dan tebing tebing, dan rerumputan. Panas luar biasa. Tapi karena jalannya turun jadi kita gak terlalu ngos ngosan. Walaupun disini gue udah tukeran carrier sama Rizal supaya jalannya lebih cepet, lebih tepatnya gue bawa carrier kosongan yang isinya gak berat. Supaya gak lama jalannya ceunah. Ya alhamdulillah lancar jaya sampai camp di segara Anak. dan wooow, tenang banget ~

Danau yang kita lihat tadi pagi dari puncak, kini ada di depan mata. super calm. Enak buat chill dan laylow, airnya dingin pisan. Dan disini ada pemandian air panasnya. Empat bocah langsung mau pada mandi air panas, seger banget kayaknya. Makan malam malam itu nikmat banget, habis lelah summit attack dan jalan seharian, makan nasi goreng hangat enak banget. Bikin Nutrijell yang failed gue masaknya haha maafkan guys, tapi tetep dimakan juga walau gak abis wk. Istirahat dan ini akan jadi malam terakhir kita di gunung. Cepet banget waktu berlalu kayaknya.


19 September 2017- Torean oh Torean, padamu kami kembali~

Pagi sekitar jam 07.00 kami pun sudah siap untuk melakukan perjalanan turun. Setelah ditimbang dengan masak, akhirnya kami memutuskan turun lewat jalur Torean. Jalur ini sebenarnya tidak resmi tapi sudah banyak dilalui pendaki.

Segara Anakan

Setelah mengabadikan keberadaan kami di Segara Anak, kami pun bergegas turun. Perjalanan turun menyenangkaaan! Yes, karena gak nanjak ofcourse. Dan pemandangannya supeerbbsss! Ada air terjun yang kami lalui, ada sungai berarus deras manja, ada bukit bukit yang aduhai, tebing tebing terjal bikin deg-degan, hutan-hutan gelap, sampai kolam air panas . Lagi-lagi gunung ini bikin aku terhenyak terus sepanjang jalan turun.

Perjalanan turun ternyat cukup jauh dan panjaaang, dan Ozy said : kalau ketemu bukit lagi, udah deh ini mah. haha trauma bukit pun mulai menyerang kami. Kaki-kaki kami mulai kelelahan karena sampai sjam 2 siang belum jelas juga berapa jauh lagi perjalanan kami . Rizal kakinya udah agak pincang, Arie udah lemah banget lututnya, Ozy udah gamau lagi ketemu bukit, gue yaa lemes tapi tetep jalan pengen cepet sampe bawah, but YUSRI, our runner still on his best performance kayaknya haha, ngebut as always, walaupun di depan Yusri masih ada Pak Arju our porter yang jalannya kayak gak napak saking cepetnya.
sungai

air panas

pasukan berpayung diantara bukit

bukit bukit

akhirnya ketemu hutan-hutan
Setelah makan siang spageti sambil pada mandi di air terjun kecil, hampir menyerah ketika ketemu rombongan naik yang bilang kalau mereka jalan dari 6 pagi, kehausan dan minum air asli Rinjani (dari air yang kotor sampai mata air yang dialirkan ke kampung kampung),  ketemu bule yang gamau minum air selain aqua, dan pada akhirnya jalan hampir 10 jam, kami pun akhirnya tiba di desa Torean dalam keadaan sehat wal afiat sekitar pukul 16.30an (kalau gak salah) tanpa kekurangan satu apapun, kecuali jejak langkah kami (plus buangannya nya Yusri  dan Ozy) yang akan terus terkenang di Rinjani.

Perjalanan hari itu sangat panjang dan melelahkan. Tapi dalam hati kami sangat lega ketika sudah melihat pemukiman warga dan WARUNG yang jual Teh pucuk. Semua lelah seakan hilang sekejap ketika sudah bersenda gurau di bawah, rasa panik akan gak sampai sebelum gelap pun enyah seketika, dan suara panik ibu gue yang nelponin hape Ozy pun bikin hati makin lega, alhamdulillah rasanya seperti sudah pulang. Dan Alhamdulillah, bisa naik dan turun Rinjani dengan selamat. Kami berlima, bangga pada diri sendiri. Dan aku berterimakasih sama teman-temanku yang baik hati ini jagain aku selama 4 hari di gunung, meski banyak bully an nya.

Akhirnya perjalanan di gunung Rinjani pun selesai juga. Empat hari di Gunung mengajarkan banyak hal. Pendakian Rinjani ini benar-benar tentang bagaimana aku berusaha mengalahkan diriku sendiri. Dan Allah maha baik sama aku, dikasih kesempatan ngeliat ciptaanNya yang sebesar ini bersama orang-orang baik yang semoga gak kapok ngajak gue naik gunung lagi.

Last, makasih banyaaak buat Rizal, Ozy, Yusri, Arie yang udah sabar sabar nungguin gue selama pendakian, iloveyou guys and till we hike together again yaa.

p.s. Yok Paler naik gunung lagi yok !

Dan mendaki tidak pernah tentang menaklukkan puncak sejati, ini selalu tentang menaklukkan diri sendiri, 
dan diri sendiri tak boleh berhenti mencari, 
maka dari itu kita harus terus mendaki. 


Ditulis sejak lama, diselesaikan 16 Desember 2017,
Full of love and happiness,
Aisyah

Comments

Popular posts from this blog

Sebuah Pilihan.

“Berbahagia dan berusaha bahagiakan orang lain.” Motto hidup sederhana inilah yang membuat saya berani mendaftarkan diri ke IME 2012. Sederhana saja. Awalnya, saya hanya ingin mencari kebahagiaan saya sendiri dengan berorganisasi, mencari banyak pengalaman serta teman, dan membahagiakan orang lain (teman-teman sesama mahasiswa) dengan ikut IME sebagai organisasi yang mewadahi kegiatan mereka semua. Tapi mengapa saya memilih membahagiakan orang lain melalui bidang PSDM?  Kata orang kebanyakan, PSDM adalah bidangnya orang-orang yang mau berpikir dan mau susah-susah untuk mengurusi orang lain. Dan saya juga tidak dapat memungkiri itu karena bidang inilah yang mau repot-repot mengurusi dan membimbing saya dan 117 teman saya saat masa bimbingan dulu. Ah kerajinan sekali, begitu pikir saya dulu.    Tapi saat masa adaptasi dunia kampus dulu, saya dibuat semakin menyadari bahwa mahasiswa adalah segerombolan manusia yang punya banyak kelebihan di dalam dirinya yang bisa membaw

Aku cinta padamu, Indonesia

Indonesia, sebuah negeri dengan segala keelokan dan pesona. Negeri di tenggara Asia   yang patut dipertanyakan: seberapa besar cinta rakyatnya kepadanya? Aku mungkin hanyalah seorang biasa, tapi aku akan mencoba menggambarkan seberapa besar cintaku kepada negeri ini melalui rangkaian kata sederhana ini. Atau mungkin, aku akan mencoba membuat kalian tahu bagaimana caraku mencintai negeri ini, mencintai baik dan buruknya. Aku terlahir di negeri ini. Aku tumbuh dan menghirup udara di negeri ini, begitu juga sekitar dua ratus juta penduduk Indonesia yang lain. Ketika aku lahir, Indonesia masih dipimpin seorang “Bapak Pembangunan” yang katanya memberikan banyak perubahan dan kemajuan, tapi juga banyak meninggalkan hutang bagi Indonesia. Tapi aku tak peduli, aku mulai merasakan cinta pada negeri ini mulai tumbuh sejak hari pertama aku melihat dunia. Inilah negeriku, tempat hidungku menghirup udara pertamanya atau tempat tangisku pertama kali pecah. Dan aku mencintainya, dengan tertah

Great People Scholarship Program Telkom 2019 -

 --continued from previous post-- Oke jadi dimulailah tahap seleksi beasiswa GPSP dari perusahanku Telkom Indonesia. Hal pertama yang bikin aku cukup gak pede dan stres adalah waktu persiapan yang super sempit. Jadi, dari tanggal rilis nota dinasnya, aku harus menyiapkan proposal studi yang akan disubmit dan dibawa dalam waktu kruang lebih 4 hari apa 3 hari yah lupa. Jadi aku inget weekend itu aku bener bener scroll2 jurusan kampus dan bikin proposal study selama dua hari Sabtu-Minggu. Hari Seninnya, aku harus berangkat ke Bandung untuk tes. Dan aku berangkat ke Bandung bareng sama bebeb Pome sahabatcuuu Step pertama : Bikin proposal Studi  Selama nyusun proposal studi aku agak terburu buru dan gatau mau nulis apa. Ini mirip mirip dengan motivation letter atau personal statement kalau kita mau apply beasiswa atau apply kampus di luar Negeri untuk S2. Bedanya di seleksi Telkom ini dia minta dua halaman dan harus menjelaskan manfaatnya buat Telkom itu apa ketika kita sudah balik dari sek