Lagi punya waktu senggang buat nge blog di malam minggu ini, sambil dengerin lagu-lagu indie Indonesia yang beragam dan slow. Gue jadi merenung tentang kejadian-kejadian yang belakangan ini gue alami. Mulai dari rutinitas kerja gue senin sampai jumat (bahkan sampai Sabtu/Minggu pun masuk), sampai soal hati gue yang gak tau kenapa lagi berbuncah buncah terus dua bulan terakhir.
Banyak kabar dari teman-teman bahwa mereka mau menikah, banyak kabar dari teman yang lain bahwa mereka akan segera menyelesaikan studi nya di luar negeri, ada juga yang baru mau berangkat tahun ini, ada yang abis presentasi buat promosi di kantornya, ada juga yang baru melahirkan bayi kembar , yang terakhir ini baru aja gue jenguk tadi siang . Yah banyak berita menarik dari teman teman gue. Yang entah gue ketahui dari cerita mereka sendiri, atau dari instastories mereka.
Talking about instastories. Di jaman sekarang ini, kehidupan teman teman lebih update jika kita mengikuti instastories mereka. Kita lebih tau dan kenal lebih banyak mengenai seseorang, dan mungkin juga orang akan tau lebih banyak tentang kita dari apa yang kita update di ig stories, daripada dari chat-chat kita di grup whatsap , apalagi boro boro dari meet up rutin yang kita lakukan bersama mereka. Waktu kumpul yang makin susah, waktu chat yang berkurang, dan yah sampai akhirnya kita lebih banyak bercerita lewat stories instagram dibandingkan bercerita langsung. Somehow, kehidupan pribadi lebih terekspos ke banyak orang, inner circle jadi semakin berkurang kedekatannya, dan ya semakin lama gatau kenapa mungkin kita jadi terbiasa hidup dengan sudah merasa diperhatikan orang-orang saat yang melihat stories kita sampai ratusan orang. Padahal mungkin hanya satu dari ratusan orang itu yang akan benar benar menghubungi kita ketika mereka tau kita sedang gundah ataupun sakit, atau menyelemati kita saat kita membagi kebahagiaan kita.
hhh. Gue gatau kenapa tiba tiba ngomongin hal ini. Cuma random aja. Gue merasakan apa yang gue omongin, gue gak yakin juga ini salah . toh gue juga menikmati kemajuan teknologi ini. Cuma kadang salut aja ada orang orang yang bertahan untuk gak membuat instagram, dan bertahan untuk mengetahui kabar kabar orang dari hanya sekedar chat atau tatap muka. Dan kadang, gue merindukan saat saat itu. Saat bisa berdekatan dengan teman teman, ngobrol langsung tatap muka, tanpa perlu mengupdate kehidupan lewat sosial media hanya agar orang tahu tentang apa yang kita lakukan.
Bicara tentang apa yang kita lakukan, spesifiknya tentang apa yang gue lakukan, udah lama kayaknya gak bermanfaat buat orang lain, udah lama juga gak belajar . tong tong tong, kalau dipukul otak gue kayaknya kosong. wk. kebanyakan kerja hal rutin yang yaa itu itu aja bisa dibilang.
Haduh, gue sebenarnya lagi ngomongin apa sih ya tulisan ini gak berfaedah lagi dan lagi. Tapi gue cuma ingin yang baca tulisan ini tau bahwa setiap hari itu sangat berharga, dan setiap teman itu juga berharga. Jadi jangan sia siakan apa yang kita punya hari ini.
Termasuk nih ya, kalau ada yang lagi baik sama kita, jangan diabaikan. Kalau ada yang lagi jahat sama kita, jangan dibalas jahat lagi.
terakhir nih, kalau pengen ngobrol, ya chat aja duluan, gausah nunggu dichat.
sekian.
10 februari,
Aisyah
Comments
Post a Comment
speak out time