Skip to main content

slapped!

selamat malam Indonesia! Di hari pemilu ini, aku merasa tertampar. Tertampar karena dua hari sebelum pemilu kemarin, netizen Indonesia dihebohkan mengenai film dokumenter berjudul Sexy Killers yang tayang di youtube. Dan speaking of that documenter, bener bener bikin eyes open mengenai dunia PLTU dan dampak lain dari pembangunan PLTU di Indonesia. Ada seorang senior yang bilang, bahwa film dokumenter itu dibuat dan diluncurkan di dua hari sebelum pemilu bukan tanpa alasan, dan yap emang itu aku setuju kalau dibilang soft campaign buat golput. 

Sepanjang film kita disajikan tentang dampak buruk dari PLTU dan orang-orang yang berperan di dalamnya, yang mana itu adalah petinggi-petinggi termasuk capres-cawapres yang bakalan dicoblos hari ini tadi. Tapi yang bikin aku tertampar bukan itu, tapi lebih ke sebagai sarjana Elektro, aku merasa kayak gak paham aja atas apa yang terjadi di Indonesia. Dan yak jadi ketampar ketika baca penjelasan mendasar salah seorang senior tentang PLTU dan pembangkit listrik lainnya dan perbandingannya. Ketampar nya karena beberapa hal. Yang pertama, karena ngerasa bodoh aja, it's a simple explanation, tapi aku gabisa jelasin kayak gitu. kurang baca. Yang kedua, karena jadi ngerasa kurang kritis aja melihat segala sesuatu sekarang. Jadi kebanyakan pake hati dan perasaan, tapi lupa pake logika. Kurang analytical , which I was a very analytic person. Jadi malu aja, belakangan jadi kosong aja otak ini kayaknya. Yang ketiga, karena jadi inget dulu di kampus pernah ada di posisi yang memperjuangkan PLTMH buat suatu daerah bernama Nyomplong di pedalaman Bogor sana, tapi terus gak jadi. 

Dulu gue gak se all out itu karena gue gatau ternyata impact nya gede banget kalau kita bisa bantu pemerintah atau PLN buat bikin pembangkit listrik dengan energi terbarukan. Dan bisa banget bantu nyelamatin satu atau dua orang yang pingin bisa baca buku tiap malem atau yang ingin bebas dari limbah PLTU dan ngerasain udara bebas. Kalau gue tau ini lebih banyak dulu, mungkin gue bakalan leih berjuang mati-matian buat bisa membesarkan pembangkit pembangkit listrik energi terbarukan. Dan yak, film ini, respon senior-senior di kampus, bikin gue tertampar tapi gak bunyi, tapi sakit banget. Belum lagi kalau bener-bener mau ngebahas isi filmnya, waah sakit nya lebih sakit, sedih. Bangsa ini punya segitu banyak masalah dan gue kabur beberapa tahun belakangan ini. Semacam menutup mata, bahkan buat baca lebih banyak aja enggak. Gue tenggelam sama rutinitas gue dan kehidupan gue sendiri, moreover yang paling disgusting, gue tenggelam sama kegalauan gue sendiri mencari jodoh. yaelah. Diluar sana banyak hal yang bisa gue urusin, gue perhatiin, dan gue tolongin, entah dengan cara-cara sederhana yang biasa gue lakuin, kayak nulis. Atau dengan cara-cara besar lainnya yang harusnya bisa gue jalanin di dua atau tiga tahun ini. Yang mana, gue malah terlalu sibuk kerja, nyari duit, dan mikirin jodoh. Not all of them are waste. Tapi ya kayak kenapa gue jadi se apatis itu dua tahun ini ya. Sampe ada seorang junior bilang, Aisyah sekarang payah. Well, iya, bener. I wasnt that ignorant. 

Dan hari ini semacam titik balik gitu, ada yang negur, ada yang ngasih contoh, dan ada momen. Ya ini momennya. Pemilu Presiden. Gue sebisa mungkin milih sesuai hati gue. Dan yah walau lagi-lagi menyesal, kemaren kemaren gue gak terlalu ngikutin masa kampanye mereka. Ya sedikit tau tapi gak mendalami. Dan banyak banget hoax, banyak banget berita negatif tentang masing masing calon. Dan yak, i didnt do deep research . Ya agak menyesal, tapi dari all of the research dan news yang gue baca, gue jadi deg-degan banget soal pemilu tahun ini. Banyak harapan dan antusiasme dalam diri gue yang bangkit gara-gara momen hari ini. Begitu juga di keluarga gue, di lingkungan teman-teman gue. Banyak yang berharap, banyak yang makin kritis memilih, banyak yang makin peduli sama politik di Indonesia, banyak yang makin cinta Indonesia, dan bela-belain buat milih Capres mereka masing masing. 

Ngeliat itu semua , i really hate people yang manfaatin pemilu ini buat ajang cari duit dan menodai pemilu ini dengan kecurangan-kecurangan. Please, buat semua pelaku kecurangan pemilu di Indonesia , semoga Allah menghukum kalian dengan neraka paling panas. Karena begitu banyak doa dan harapan dan amanah rakyat Indonesia yang kalian zholimi. Dan ngeliat quick count, rasa-rasanya gak pernah se deg-degan hari ini. 

Semoga setelah hari ini berakhir, i really come back to my sense. Dan kembali peduli, like i was. if i am not, well..... maybe you should punch me a bit, dear readers.

-Hari Pemilu, 17 April 2019-
Semoga Indonesia lebih baik dan selalu ada buat anak cucu ku nanti. 
seorang rakyat biasa,
Aisyah. 

Comments

Popular posts from this blog

Sebuah Pilihan.

“Berbahagia dan berusaha bahagiakan orang lain.” Motto hidup sederhana inilah yang membuat saya berani mendaftarkan diri ke IME 2012. Sederhana saja. Awalnya, saya hanya ingin mencari kebahagiaan saya sendiri dengan berorganisasi, mencari banyak pengalaman serta teman, dan membahagiakan orang lain (teman-teman sesama mahasiswa) dengan ikut IME sebagai organisasi yang mewadahi kegiatan mereka semua. Tapi mengapa saya memilih membahagiakan orang lain melalui bidang PSDM?  Kata orang kebanyakan, PSDM adalah bidangnya orang-orang yang mau berpikir dan mau susah-susah untuk mengurusi orang lain. Dan saya juga tidak dapat memungkiri itu karena bidang inilah yang mau repot-repot mengurusi dan membimbing saya dan 117 teman saya saat masa bimbingan dulu. Ah kerajinan sekali, begitu pikir saya dulu.    Tapi saat masa adaptasi dunia kampus dulu, saya dibuat semakin menyadari bahwa mahasiswa adalah segerombolan manusia yang punya banyak kelebihan di dalam dirinya yang bisa membaw

Aku cinta padamu, Indonesia

Indonesia, sebuah negeri dengan segala keelokan dan pesona. Negeri di tenggara Asia   yang patut dipertanyakan: seberapa besar cinta rakyatnya kepadanya? Aku mungkin hanyalah seorang biasa, tapi aku akan mencoba menggambarkan seberapa besar cintaku kepada negeri ini melalui rangkaian kata sederhana ini. Atau mungkin, aku akan mencoba membuat kalian tahu bagaimana caraku mencintai negeri ini, mencintai baik dan buruknya. Aku terlahir di negeri ini. Aku tumbuh dan menghirup udara di negeri ini, begitu juga sekitar dua ratus juta penduduk Indonesia yang lain. Ketika aku lahir, Indonesia masih dipimpin seorang “Bapak Pembangunan” yang katanya memberikan banyak perubahan dan kemajuan, tapi juga banyak meninggalkan hutang bagi Indonesia. Tapi aku tak peduli, aku mulai merasakan cinta pada negeri ini mulai tumbuh sejak hari pertama aku melihat dunia. Inilah negeriku, tempat hidungku menghirup udara pertamanya atau tempat tangisku pertama kali pecah. Dan aku mencintainya, dengan tertah

Great People Scholarship Program Telkom 2019 -

 --continued from previous post-- Oke jadi dimulailah tahap seleksi beasiswa GPSP dari perusahanku Telkom Indonesia. Hal pertama yang bikin aku cukup gak pede dan stres adalah waktu persiapan yang super sempit. Jadi, dari tanggal rilis nota dinasnya, aku harus menyiapkan proposal studi yang akan disubmit dan dibawa dalam waktu kruang lebih 4 hari apa 3 hari yah lupa. Jadi aku inget weekend itu aku bener bener scroll2 jurusan kampus dan bikin proposal study selama dua hari Sabtu-Minggu. Hari Seninnya, aku harus berangkat ke Bandung untuk tes. Dan aku berangkat ke Bandung bareng sama bebeb Pome sahabatcuuu Step pertama : Bikin proposal Studi  Selama nyusun proposal studi aku agak terburu buru dan gatau mau nulis apa. Ini mirip mirip dengan motivation letter atau personal statement kalau kita mau apply beasiswa atau apply kampus di luar Negeri untuk S2. Bedanya di seleksi Telkom ini dia minta dua halaman dan harus menjelaskan manfaatnya buat Telkom itu apa ketika kita sudah balik dari sek