Skip to main content

Hello from Manchester !

Assalamualaikum , Hola Blog!

So today, I am writing from a comfortable yet quite cold room in George Kenyon Hall, Manchester, England. hehe so excited! Dan yes, kali ini aku akan cerita bagaimana akhirnya aku bisa sampai ke sini. 


Jadii sejak dulu, kalau gak salah 3 SMP atau 1 SMA, tahun 2008/2009, aku baca buku Laskar Pelangi dan Sang Pemimpi - Andrea Hirata, takjub ngeliat Ikal dan Arai bisa sampai ke Sorbonne, Prancis padahal mereka berasal dari keluarga yang tidak mampu dan dari pedalaman Belitong. Aku yang saat itu juga sedang berjuang sekolah dengan keadaan finansial pas pasan (well, aku bukan dari keluarga yang tidak mampu sama sekali, tapi juga bukan dari golongan menengah keatas dan ayahku berjuang hari ke hari untuk bisa menyekolahkan aku, kakak, dan adikku karena ayah bukanlah seorang pegawai tetap kantoran seperti bapak bapak pada umumnya. so we lived day by day), seperti mendapat pecutan motivasi untuk terus belajar dan tidak berhenti belajar. Dari buku-buku yang menurut aku sangat magical ditulis oleh Andrea Hirata, aku mendapatkan kata kata yang terus menjadi penyemangatku sehari hari : Bermimpilah, maka Tuhan akan memeluk mimpi-mimpi itu.


Dan sejak saat itu, aku pun bermimpi suatu saat aku akan berkuliah di luar negeri, membanggakan kedua orang tuaku, dan bisa jalan jalan ke negara-negara lain. Pada saat itu, aku yang tinggal bersama seorang ayah yang merupakan fans berat Manchester United pun bermimpi, suatu saat aku harus lanjut kuliah di Inggris. 


Tahun berlalu, aku menyelesaikan sidang skripsi ku di Juni 2015. Sebelumnya, aku selalu ingat mimpiku untuk S2 keluar negeri, ke Inggris. Seperti mahasiswa yang baru lulus S1 pada umumnya, aku pun galau untuk langsung cari beasiswa untuk S2 keluar negeri ( fyi, aku juga bisa berkuliah S1 karena beasiswa , yang tanpa beasiswa mungkin aku gak akan bisa lanjut kuliah) atau cari kerja dulu. Tapi satu yang pasti, sama seperti aku mau masuk S1 dulu, aku harus dapat beasiswa! Kalau gak beasiswa, gak mungkin rasanya bisa lanjut S2. Dan pada saat itu aku masih sangat condong untuk ayok hajar cari beasiswa S2, ayok keluar negeri seperti yang selama ini dimimpikan, ayok kayak ikal dan lintang. Ini saatnya, aku pikir. Tapi disisi lain, aku juga berpikir harus bekerja dulu untuk membantu orang tuaku dulu, setahun kerja dulu sambil nyari beasiswa, pikirku begitu. 


Singkat cerita, akhirnya aku pun memutuskan buat nyari kerja dulu karena aku pengen bisa bantu ayah ibuku buat kehidupan sehari hari dan buat bantu kasih jajan adikku yang saat itu baru masuk kuliah juga (alhamdulillah adikku beasiswa juga untuk biaya kuliahnya jadi aman lah). Dan alhamdulillah waktu itu tes tes kerja PLN dan Telkom, terus keterima di Telkom. Sangat senang!! (Yaampun bahkan buat tes Telkom waktu itu aja bolak balik Bandung, banyak banget dramanya wk, next deh kuceritain). Ibu Ayah dan keluargaku bersyukur banget waktu itu aku bisa keterima di Telkom. Seenggaknya, kehidupanku udah terjamin karena Telkom termasuk perusahaan yang settle dan BUMN yaudahlah ya insya Allah. 


Setahun bekerja di Telkom, aku enjoy sebenernya dan alhamdulillah finansial keluarga juga mulai stabil, tapi sempat ada titik aku ngerasa bosan banget! Dan aku berpikir untuk keluar aja dari Telkom setelah ikatan dinasnya habis ( waktu itu akhir 2017 ikatan dinasku abis kayaknya), aku mikir kayaknya ini saatnya buat lanjut sekolah lagi. Dan aku bahkan sempet ngobrol sama GM ku tentang keinginanku S2 yang emang udah dari dulu pengen banget S2 keluar negeri. Tahun 2018 aku pun mulai les IELTS, iseng iseng isi waktu biar gak bosen sambil nyicil persiapan buat S2 ceritanya. Opsi S2 nya pasti harus tapi permasalahannya bisa gak ngajuin cuti atau harus keluar dari Telkom, dulu yang aku tau bisa cuti pendidikan (tetap digaji) setelah 5 tahun, bisa juga CLTP kapanpun (cuti luar tanggungan perusahaan alias gak digaji). Nah disitu aku (sambil les IELTS) sambil mikir, kalau aku berhenti kerja, terus yang support keluargaku siapa.... dilema. Dan saat itu aku juga ngobrol sama GM ku, beliau menyarankan aku untuk bersabar jangan keluar dulu dari Telkom, S2 keluarnya nanti aja setelah jadi Asman (posisi band iv kalau di Telkom). Beliau ngingetin aku juga kalau keluargaku sekarang mungkin sedang bergantung sama aku. 


Saat itu keinginan dan doa doaku udah meminta sama Allah buat pengen banget bisa S2 keluar negeri, pengen belajar lagi dan ngerasain tinggal di luar negeri tuh gimana. Dan selalu iri liat temen temen yang lagi kuliah di luar negeri, atau bahkan banyak yang udah selesai S2. Gak lama dari itu, adikku wisuda S1. Alhamdulillah, aku ngerasa, tugas aku buat support keluarga sekarang bisa agak berkurang, dan saat itu keinginan untuk S2 jadi makin menggebu gebu. Tambah lagi ternyata ada temen-temenku yang kerja di Telkom juga, mau lanjut S2 dan katanya bisa cuti gaperlu resign. Okesip, hajar, pikir aku saat itu sekitar tahun 2018 akhir. Tapi saat itu aku masih maju mundur buat ambil tes IELTS sebagai salah satu langkah awal, karena aku gak yakin bisa berangkat dalam dua tahun kedepan. Kerjaan yang juga makin menggila bikin aku gak pernah fokus nyiapin rencana S2 ku ini. 


Tahun 2019, sekitar bulan Mei, di tengah sibuknya jadi Kaubis dan ngurus kerjaan HS dan semua kerjaan kerjaan event organizer yang melelahkan dan menyenangkan juga ( GenY Telkom pasti tau hehe) aku dapat nodin kalau akan ada seleksi GPSP ( Great People Scholarship Program) dan seleksinya akan diadakan 5 hari lagi dari setelah dapat email itu kalau gak salah. Program itu baru saja selesai seleksinya untuk batch sebelumnya dan bahkan masih ada awardee GPSP yang belum berangkat kuliah saat itu, tapi entah kenapa tertiba programnya buka lagi secepat itu se mendadak itu. Waktu tau ada program ini, aku pikir ini sebuah kesempatan tapi aku pikir baru akan buka di akhir tahun 2019 atau awal 2020. Tapi ternyata, dia datang lebih cepat. Dan aku panik, waktu cuma sebentar dan Senin depan sudah harus tes. 

---(to be continued ya, ternyata jadi panjang wk)


Manchester,

3 Oktober 2020.

Aisyah

Comments

  1. Sehat selalu mba aisyah, jaga ke sehat juga semangat, rizky assurance dan rekan KBB will always miss you 😁

    ReplyDelete
    Replies
    1. waaah baca blog akuu ! hehe makasih bang sehat teruuss yaaa . KBB satu , KBB tuntas kualitas heheh terimakasiiih!

      Delete

Post a Comment

speak out time

Popular posts from this blog

Sebuah Pilihan.

“Berbahagia dan berusaha bahagiakan orang lain.” Motto hidup sederhana inilah yang membuat saya berani mendaftarkan diri ke IME 2012. Sederhana saja. Awalnya, saya hanya ingin mencari kebahagiaan saya sendiri dengan berorganisasi, mencari banyak pengalaman serta teman, dan membahagiakan orang lain (teman-teman sesama mahasiswa) dengan ikut IME sebagai organisasi yang mewadahi kegiatan mereka semua. Tapi mengapa saya memilih membahagiakan orang lain melalui bidang PSDM?  Kata orang kebanyakan, PSDM adalah bidangnya orang-orang yang mau berpikir dan mau susah-susah untuk mengurusi orang lain. Dan saya juga tidak dapat memungkiri itu karena bidang inilah yang mau repot-repot mengurusi dan membimbing saya dan 117 teman saya saat masa bimbingan dulu. Ah kerajinan sekali, begitu pikir saya dulu.    Tapi saat masa adaptasi dunia kampus dulu, saya dibuat semakin menyadari bahwa mahasiswa adalah segerombolan manusia yang punya banyak kelebihan di dalam dirinya yang bisa membaw

Aku cinta padamu, Indonesia

Indonesia, sebuah negeri dengan segala keelokan dan pesona. Negeri di tenggara Asia   yang patut dipertanyakan: seberapa besar cinta rakyatnya kepadanya? Aku mungkin hanyalah seorang biasa, tapi aku akan mencoba menggambarkan seberapa besar cintaku kepada negeri ini melalui rangkaian kata sederhana ini. Atau mungkin, aku akan mencoba membuat kalian tahu bagaimana caraku mencintai negeri ini, mencintai baik dan buruknya. Aku terlahir di negeri ini. Aku tumbuh dan menghirup udara di negeri ini, begitu juga sekitar dua ratus juta penduduk Indonesia yang lain. Ketika aku lahir, Indonesia masih dipimpin seorang “Bapak Pembangunan” yang katanya memberikan banyak perubahan dan kemajuan, tapi juga banyak meninggalkan hutang bagi Indonesia. Tapi aku tak peduli, aku mulai merasakan cinta pada negeri ini mulai tumbuh sejak hari pertama aku melihat dunia. Inilah negeriku, tempat hidungku menghirup udara pertamanya atau tempat tangisku pertama kali pecah. Dan aku mencintainya, dengan tertah

Great People Scholarship Program Telkom 2019 -

 --continued from previous post-- Oke jadi dimulailah tahap seleksi beasiswa GPSP dari perusahanku Telkom Indonesia. Hal pertama yang bikin aku cukup gak pede dan stres adalah waktu persiapan yang super sempit. Jadi, dari tanggal rilis nota dinasnya, aku harus menyiapkan proposal studi yang akan disubmit dan dibawa dalam waktu kruang lebih 4 hari apa 3 hari yah lupa. Jadi aku inget weekend itu aku bener bener scroll2 jurusan kampus dan bikin proposal study selama dua hari Sabtu-Minggu. Hari Seninnya, aku harus berangkat ke Bandung untuk tes. Dan aku berangkat ke Bandung bareng sama bebeb Pome sahabatcuuu Step pertama : Bikin proposal Studi  Selama nyusun proposal studi aku agak terburu buru dan gatau mau nulis apa. Ini mirip mirip dengan motivation letter atau personal statement kalau kita mau apply beasiswa atau apply kampus di luar Negeri untuk S2. Bedanya di seleksi Telkom ini dia minta dua halaman dan harus menjelaskan manfaatnya buat Telkom itu apa ketika kita sudah balik dari sek